Wacana Pemakzulan Presiden Donald Trump Kembali Bergema

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 30 Mei 2019 | 22:01 WIB
Wacana Pemakzulan Presiden Donald Trump Kembali Bergema
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersama Melania Trump tiba di Buenos Aires, Argentina, Kamis (29/11). [SAUL LOEB / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi pembahasan di kalangan anggota Senat dan Kongres yang berasal dari Partai Demokrat, menyusul adanya pernyataan pertama Penasehat Khusus Robert Mueller Rabu kemarin.

Sejumlah kandidat presiden dari Partai Demokrat meningkatkan tekanan kepada Ketua Kongres Nancy Pelosi, agar memulai proses pemakzulan terdap Trump.

Itu setelah Mueller menyatakan tim yang dia pimpin tidak akan mengajukan tuntutan terhadap Trump dengan tuduhan menghalangi proses penyelidikan.

Mueller beralasan, Departeman Kehakiman AS melarang adanya tuntutan hukum terhadap seorang presiden yang masih berkuasa.

Baca Juga: Berada di Jepang, Donald Trump Santap Burger Terenak, Jumlahnya Terbatas

“Esensi yang dia (Mueller) katakan ‘Kami tidak membebaskan Presiden (dari tuntutan),’” ujar Senator Kamala Harris dari Negara Bagian Kalifornia, yang disambut tepuk tangan keras pengunjung sebuah kampanye di Greenville, South Carolina, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/5/2019).

Mueller, mantan Direktur FBI, memimpin tim yang bertugas melakukan investigasi atas dugaan keterlibatan Rusia pada Pemilu 2016 yang mengantarkan Trump menjadi Presiden AS mengalahkan Hillary Clinton.

Rabu kemarin, untuk kali pertama sejak proses investigasi selama dua tahun yang dia pimpin, Mueller memberikan pernyataan publik yang intinya menegaskan tidak akan menuntut Trump atas tuduhan menghalangi proses penyelidikan yang dia jalankan.

Sejumlah capres Demokrat menafsirkan pernyataan Mueller tersebut sebagai sebuah dorongan kepada Kongres yang saat ini dikuasai dan dipimpin Partai Demokrat, untuk menentukan apakah Trump menghalangi penyelidikan kasus campur tangan Rusia dan karenanya harus dimakzulkan.

Namun, Pelosi menolak seruan pemakzulan Trump dengan alasan justru proses pemakzulan akan merusak citra Demokrat secara politik, dalam menghadapi pemilihan presiden pada November 2020.

Baca Juga: Meghan Markle Tak Akan Dampingi Pangeran Harry Sambut Donald Trump

Terlebih, menurut Pelosi, tidak seluruh anggota Kongres dari Demokrat menyetujui pemakzulan atas Trump.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI