Suara.com - Putri ulama besar Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus, Ienas Tsuroiya, mengkritik penyebutan istilah 'iktikaf run' oleh calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Salahudin Uno alias Sandiaga Uno.
Berawal dari penyebutan 'Iktikaf Run' oleh Sandiaga Uno di akun jejaring sosial Instagram miliknya @sandiuno dan juga ketika diwawancarai oleh sebuah media massa daring (dalam jaringan).
Dalam unggahannya, Rabu (29/5/2019), Sandiaga Uno mengajak teman-teman dan warga Jakarta untuk berolah raga lari bersama sebelum menunaikan iktikaf di masjid.
Dituliskan Sandiaga Uno, kegiatan bernama iktikaf run tersebut sudah menjadi rutinitasnya di 10 malam terakhir di bulan Ramadan selama bertahun-tahun. Dia bersyukur pesertanya kian ramai.
Baca Juga: Soal Peluang AHY dan Sandiaga Uno Jadi Menteri, Jokowi: Kenapa Tidak?
Sandiaga Uno pun mengunggah foto dirinya mengenakan kaus bertuliskan 'Elang Runner', tengah berlari di tengah sejumlah orang.
"Sebelum i’tikaf, saya mengajak teman-teman dari Jakarta Berlari untuk berlari malam bersama. Kegiatan i’tikaf run ini sudah menjadi rutinitas saya di 10 malam terakhir bulan Ramadhan selama bertahun-tahun. Alhamdulillah, peserta yang ikut semakin ramai," tulis Sandiaga Uno.
Siapa nyana, penggunaan istilah 'Iktikaf Run' tersebut menuai kritik dari Ienas Tsuroiya. Kritik itu dilontarkan melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya, @tsuroiya.
Ienas Tsuroiya berkicau, mempersilakan jika Sandiaga Uno memilih berolah raga. Namun, istri Ulil Abshar Abdalla itu mengimbau agar tidak perlu menggunakan istilah iktikaf karena terkesan aneh.
Pun dia berkicau, setahu dirinya, iktikaf itu merupakan aktivitas berdiam diri di dalam masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara menunaikan salat sunnah, tadarus maupun berzikir.
Baca Juga: Sandiaga Minta Penarget Pembunuhan Empat Pejabat Negara Segera Diungkap
"Setahu saya, i'tikaf itu aktivitas berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah. Bisa diisi sholat sunnah, tadarus (baca Quran), berzikir dst. Jadi, kalau memilih olah raga boleh saja, tapi seharusnya nggak usahlah pakai istilah i'tikaf. Jadi aneh," cuit Ienas Tsuroiya.
Seperti dikutip SUARA.com dari NU.or.id, iktikaf artinya berdiam di dalam masjid dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pada setiap bulan Ramadan selama 10 hari yang terakhir, selalu melaksanakan iktikaf.
Bahkan secara khusus--pada tahun wafatnya--, beliau beriktikaf pada bulan Ramadan itu selama 20 hari, sebagaimana termaktub dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibu Hurairah.
Pelaksanaan iktikaf oleh Rasulullah SAW dan para Shahabat selama 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan itu erat kaitannya dengan Lailatul Qadar.
Dalam artian, Nabi dan para sahabat beriktikaf atau bertekun ibadah untuk berjaga-jaga ketika turun Lailatul Qadar. Sedikit pun tidak disangsikan lagi bahwa, tempat pelaksanaan iktikaf itu adalah masjid. Namun, masalahnya adalah masjid yang mana?
Sementara Rasulullah SAW melaksanakan iktikaf di masjidnya sendiri, yakni masjid Nabawi di Madinah. Oleh sebab itulah, ada banyak pendapat mengenai dimana seharusnya iktikaf itu dilaksanakan. Lantaran pengertian masjid tempat iktikaf yang ditunjukkan Alquran dianggap masih relatif.