Pengamat Politik Asia Tenggara Nilai Pejabat Intelijen RI Terlalu Ketakutan

Rabu, 29 Mei 2019 | 17:04 WIB
Pengamat Politik Asia Tenggara Nilai Pejabat Intelijen RI Terlalu Ketakutan
Menkopolhukam Wiranto (tengah) bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) menyampaikan perkembangan demonstrasi anarkis di Jakarta di Jakarta, Rabu (22/5/2019). [Antara/Dhemas Reviyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar tentang rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional Indonesia mendapat sorotan dari pengamat politik Asia Tenggara Aaron Connelly.

Ia menilai, munculnya isu tersebut menunjukkan bahwa pejabat intelijen Indonesia terlalu ketakutan. Aaron Connelly mengungkapkan pendapatnya itu melalui sebuah cuitan pada Selasa (28/5/2019) kemarin.

Sang peneliti dari lembaga kajian internasional Australia Lowy Institute menyebutkan bahwa pejabat intelijen Indonesia tak benar-benar menganalisis data yang telah terkumpul.

Sikap tersebut pun, menurut Aaron Connelly, berimbas pada meningkatnya ketakutan yang belum tentu benar terjadi.

Baca Juga: Gara-gara Berita Kerusuhan 22 Mei, Media Asing Ini Dianggap Warganet Lebai

"Setelah berbicara dengan pejabat intelijen Indonesia menjelang pemilu, satu hal menjadi jelas: mereka mengumpulkan, tetapi tidak menganalisis semuanya. Pendekatan ini makin menumbuhkan paranoia, dengan para pejabat yang ketakutannya berlebihan. Apakah ini memang ancaman atau cuma ketakutan? Sulit dibedakan," kicau Aaron Connelly.

Cuitan Aaron Connelly - (Twitter/@ConnellyAL)
Cuitan Aaron Connelly - (Twitter/@ConnellyAL)

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap nama-nama tokoh nasional yang menjadi sasaran pembunuhan di saat kerusuhan 22 Mei terjadi. Nama yang disebut Tito mulai dari Menkopolhukam Wiranto hingga Staf Khusus Kepresidenan Gories Mere.

Setidaknya ada lima tokoh yang menjabat di pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi menjadi target pembunuhan oleh para orang-orang yang kini sudah ditetapkan oleh pihak kepolisian.

Namun, Tito hanya menyebutkan empat nama saja karena dirinya enggan mengungkap satu nama yang disebutnya merupakan pemilik lembaga survei.

"Iya betul pak Wiranto, betul pak Luhut Binsar Panjaitan Menkomaritim, dan itu pak Kabin (Budi Gunawan) keempat adalah pak Gories Mere, kelima ini dari lembaga survei tidak mau saya sebutkan," kata Tito saat menggelar konferensi pers di Kantor Menko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).

Baca Juga: Dikabarkan Diintimidasi Polisi saat Demo 22 Mei, Wartawan Asing Klarifikasi

Tito kemudian menerangkan bahwa informasi tersebut diperoleh dari hasil penyelidikan. Dengan adanya hal itu, Tito menegaskan kalau pihaknya bukan hanya menghimpun informasi intelijen.

"Dasar kami BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Itu resmi. Pro justitia. Bukan karena berdasarkan informasi intelijen," ujarnya.

"Kami begitu ada informasi selalu memberikan pengawalan," tandasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI