Menjadi NU Tak Cuma Sebatas Qunut dan Tahlil

Rabu, 29 Mei 2019 | 13:58 WIB
Menjadi NU Tak Cuma Sebatas Qunut dan Tahlil
Logo Nahdlatul Ulama
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menggunakan doa qunut saat salat Subuh hingga melakukan tahlilan seringkali menjadi label bagi mereka yang tergabung dalam keanggotaan Nahdlatul Ulama (NU).

Meski demikian, ternyata qunut dan tahlil tidak cukup untuk menggambarkan sosok anggota NU sesungguhnya.

Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar, Jawa Timur KH Ardani Ahmad mengatakan, selama ini banyak orang yang mengira bahwa seorang dikatakan menjadi anggota NU apabila membaca doa qunut dan tahlil. Padahal, hal itu hanya sebagian kecil dari pondasi NU.

"Banyak orang yang mengaku NU dan mengira, menjadi NU itu sudah cukup dengan qunut, tahlil, maulidan, ziarah kubur dan lain sejenisnya. Padahal, itu hanya sebagian kecil pondasi ke-NU-an dari segi amaliah," kata Ardani Ahmad seperti dikutip dari NU.or.id, Selasa (28/5/2019).

Baca Juga: Tidak Puasa saat Ramadan, Siapa Saja yang Boleh Membayar Fidyah?

Pengurus Pesantren Al Falah, Kecamatan Talun ini menjelaskan, menjadi NU harus memiliki empat pondasi utama yang sudah diwariskan oleh para ulama pendiri jamiyah.

Pertama adalah amaliah harus NU dengan mengusung ideologi Ahlussunnah wal Jamaah, yakni ideologi yang menjaga kemurnian Islam dengan berpegang teguh pada Al Quran, sunah nabi dan para sahabat, ijma serta qiyas.

Kedua, pemikiran NU yang senantiasa mengusung nilai berkonsep tasammuh (toleran), tawassuth (pertengahan), tawazun (seimbang) dan muadalah atau adil.

"NU harus senantiasa teduh, tidak condong pada pemikiran liberal, tidak pula pada radikal. Bersama konsep tersebut, orang NU sejatinya tidak akan mudah kagetan, dan tidak akan terjebak pada jurang pemikiran yang kaku," ungkapnya.

Ardani menegaskan, melakukan aksi terorisme sama sekali bukanlah cara berpikir NU. Ia memastikan seluruh anggota NU tidak memiliki pemikiran radikal seperti itu.

Baca Juga: Orang yang Terlilit Utang Tak Wajib Bayar Zakat Fitrah? Ini Hukumnya

Selanjutnya, untuk menjadi NU maka harus memiliki gerakan sesuai dengan cara NU, selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU. Terakhir, NU harus memiliki ghirah atau semangat.

"Untuk nahdliyyin semua, kuatkan hati kita, tetapkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kita yakini bahwa NU adalah rumah besar kita. Kuatkan semangat kita arena ujian dan cobaan yang dihadapi saat ini sangatlah berat."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI