Korea Utara Sebut Penasihat Keamanan AS Sebagai 'Maniak Perang'
Korea Utara berada di bawah sanksi berat PBB sejak 2006, setelah secara sepihak menguji-coba persenjataan nuklirnya
Suara.com - Korea Utara pada Senin (27/5) menjuluki Penasihat Keamanan Amerika Serikat John Bolton sebagai "maniak perang", setelah dia menyebut peluncuran rudal jarak pendek oleh Pyongyang awal bulan ini sebagai sebuah pelanggaran terhadap resolusi PBB.
Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah Korea Utara, Kementerian Luar Negeri negara itu mengatakan Pyongyang tidak mengakui resolusi PBB dan tidak terikat dengannya.
Korea Utara berada di bawah sanksi berat PBB sejak 2006, setelah secara sepihak menguji-coba persenjataan nuklirnya. Sanksi tersebut membuatnya terisolasi dari komunitas internasional. Namun, Pyongyang tetap meluncurkan rudal balistik jarak pendek pada 4 dan 9 Mei.
“Jika ada benda yang diluncurkan, pasti akan terbang dalam lintasan. Apa yang dipermasalahkan AS bukan tentang jangkauannya, tetapi larangan peluncuran itu sendiri, menggunakan teknologi balistik. Lagipula, ini sama saja menuntut DPRK [Republik Rakyat Demokratik Korea] untuk melepaskan haknya untuk membela diri,” kata pernyataan Korea Utara sebagaimana dilansir dari Kantor Berita Anadolu, Selasa (28/5/2019).
Pyongyang bersikeras bahwa latihan militernya tidak menargetkan siapa pun atau membahayakan negara-negara sekitarnya.
“Tapi Bolton mengklaim keras bahwa itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi, dengan tidak sopan ikut campur dalam masalah internal orang lain. Dibutuhkan sedikit wawasan untuk menentukan bahwa Bolton jelas memiliki struktur mental yang berbeda dari orang biasa,” ujar pernyataan itu.
"... dia terkenal sebagai maniak perang anti-DPRK yang mengarang berbagai kebijakan provokatif seperti penunjukan negara kita sebagai poros kejahatan, serangan pencegahan dan perubahan rezim," tambahnya.
Pernyataan Korea Utara mengatakan bahwa Bolton berdiri di garis depan memimpin Perang Irak dan saat ini mendapatkan ketenaran sebagai penghasut perang atas obsesinya dengan perang-perang lain di Timur Tengah dan Amerika Selatan.
"Bagaimanapun, akan lebih tepat untuk memanggil Bolton bukan dengan sebutan penasihat keamanan yang berjuang untuk keamanan, tetapi penasihat yang menghancurkan keamanan dan merusak perdamaian dan keamanan," ungkap pernyataan resmi Korea Utara.
Baca Juga: Donald Trump Tunjuk CEO Grup Jasa Ladang Minyak Jadi Menteri Energi AS