Ini Alasan Lailatulqadar Disebut Malam 1.000 Bulan

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 28 Mei 2019 | 07:21 WIB
Ini Alasan Lailatulqadar Disebut Malam 1.000 Bulan
Ilustrasi seorang lelaki melakukan salat tengah malam. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lailatul Qadar atau yang kerap disebut sebagai malam seribu bulan atau dikenal menjadi momentum paling dicari-cari di bulan Ramadan. Di malam itu, dijanjikan pahala yang setara dengan seribu bulan.

Dilansir dari Solo Pos, Alquran surat Ad Dukhan ayat 3-6 menceritakan saat Lailatul Qadar Alquran kali pertama diturunkan. Sedangkan, pernyataan bahwa Lailatul Qadar setara dengan malam seribu bulan muncul di Alquran surat Al Qadar.

Penjelasan ringkas tentang malam seribu bulan ini dapat ditemukan dalam berbagai buku Islam. Wikipedia menjelaskan Lailatul Qadara  adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Alquran digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Alquran.

Keistimewaan Lailatul Qadar dijelaskan dalam Alquran surat Al-Qadar. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al Qur’an mengatakan Lailatul Qadar memiliki tiga arti.

Baca Juga: MUI Ingatkan Keutamaan Malam Lailatul Qadar di Bulan Puasa

Quraish Sihab mengambarkan pengertian pertama dengan uraian bahwa Lailatul Qadar adalah penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.

"Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami,” demikian dikutip dari buku Wawasan Al Qur’an, Kamis (2/7/2015).

Pengertian kedua adalah kemuliaan. “Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran.” Surat yang berbicara tentang kaum musyri; Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.

Pengertian ketiga adalah Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26.

“Lailatul Qadar dapat juga kita artikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapatkan bagian dari pelimpahan keutamaan itu. Keutamaan ini berdasarkan nilai Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan,” demikian Quraish Shihab menutup uraiannya tentang Lailatul Qadar.

Baca Juga: Menag Lukman Diperiksa Kasus Haji, Rommy: Tunggu Lailatul Qadar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI