Suara.com - Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu momen yang terjadi hanya di Bulan Ramadan dan begitu dinantikan oleh umat Muslim. Sebab, berbagai keutamaan yang ada pada malam Lailatul Qadar lebih baik dibandingkan 1.000 bulan lamanya.
Meski demikian tidak ada seorang pun makhluk hidup di muka bumi ini yang mengetahui secara pasti kapan Lailatul Qadar terjadi. Tujuannya agar manusia terus berusaha meningkatkan ketakwaan demi mendapatkan Lailayul Qadar.
Suara.com melansir dari NU.or.id, Jumat (24/5/2019), Rasulullah memiliki cara tersendiri untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Rasulullah akan meningkatkan ibadah yang dijalani pada sepuluh malam terakhi.
Hal ini tertuang dalam hadis Riwayat Al Bukhari sebagai berikut:
"Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah," (HR Al-Bukhari).
Berdasarkan hadis ini, dapat disimpulkan bahwa sepuluh malam terakhir Ramadan merupakan waktu terbaik unutk menjalankan ibadah. Sebagian ulama meyakini, bila Rasulullah sesalu meningkatkan kesungguhannya dalam beribadah pada malam-malam terakhir itu.
Menurut Ibnu Bathal, hadis tersebut memberikan informasi bahwa malam Lailatul Qadar ada pada sepuluh malam terakhir. Sehingga, Rasulullah lebih fokus beribadah pada malam-malam itu.
Dari hadis tersebut, maka dianjurkan untuk meningkatkan ibadah pada sepuluh malam terakhir tersebut lantaran tiada seorangpun yang mengetahui secara pasti kapan Lailatul Qadar turun.
Usahakan untuk tidak melewatkan satu malam pun tanpa beribadah, sehingga malam Lailatul Qadar yang begitu dinantikan tidak terlewatkan.