Suara.com - Ketua Kuasa Hukum Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Bambang Widjojanto dinilai memalsukan sejarah ketika mengatakan Pemilu 2019 paling buruk sepanjang sejarah. Kritikan itu disampaikan Sastrawan Goenawan Mohamad dalam akun Twitternya, @gm_gm.
Menurut Goenawan Mohamad, pemilu paling buruk sepanjang sejarah Indonesia adalah saat Orde Baru pimpinan Soeharto. Sebab saat itu pemenang pemilu sudah ditentukan.
"BW memalsukan sejarah. Pemilu zaman Suharto sangat lebih buruk: zaman itu pemilihan dikekang dari hilir ke hulu. Pemenangnya sudah ditentukan: mertua Prabowo, yakni Suharto," kata Goenawan Mohamad.
Sebelumnya Bambang Widjojanto membandingkan antara Pemilu 1955 dengan Pemilu 2019 sangat jauh berbeda. Pemilu paling demokratis justru terjadi di awal perang kemerdekaan, tahun 1959 saat Indonesia dipimpin Soekarno.
Baca Juga: Bambang Widjojanto Buka-bukaan, 3 Alasan Prabowo - Sandiaga Gugat ke MK
Hal itu dikatakan Bambang Widjojanto dalam jumpa pers di Gedung MK, Jakarta, Jumat (24/5/2019) malam.
Malam itu, Tim kuasa hukum Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mengajukan 51 bukti saat mengajukan gugatan hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tapi, mereka belum mau merinci bukti-bukti tersebut.