Kerusuhan 22 Mei: Dari Korban Nyawa Hingga Terhentinya Roda Ekonomi Warga

Chandra Iswinarno Suara.Com
Jum'at, 24 Mei 2019 | 07:00 WIB
Kerusuhan 22 Mei: Dari Korban Nyawa Hingga Terhentinya Roda Ekonomi Warga
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (22/5). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kerusuhan yang terjadi sepanjang 21 Mei 2019 hingga 22 Mei 2019 menyebabkan berjatuhan korban jiwa hingga kerusakan yang terjadi di sekitar Kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Aksi yang semula diharapkan berlangsung damai di depan Gedung Bawaslu berubah menjadi kerusuhan.

Dalam kerusuhan yang terjadi pada dua malam tersebut, tercatat delapan orang meninggal. Jumlah tersebut mengacu pada keterangan yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies menyebut jumlah korban Aksi 22 Mei bertambah menjadi delapan orang per Kamis (23/5) pukul 11.00 WIB. Sementara yang luka-luka bertambah menjadi 730 korban yang sedang dalam penanganan medis.

"Korban yang meninggal jumlahnya terbaru adalah 8 orang. Ini untuk menangkis kesimpangsiuran berita yang menyebutkan ada banyak sekali korban yang meninggal," kata Anies di Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Baca Juga: Hingga Kamis Malam, RSCM Belum Terima Korban Tambahan Korban Aksi 22 Mei

Korban kerusuhan demo Bawaslu saat dirawat RS Tarakan. (Suara.com/Tio).
Korban kerusuhan demo Bawaslu saat dirawat RS Tarakan. (Suara.com/Tio).

Dari delapan korban yang tewas tersebut, tercatat enam korban sudah teridentifikasi, yakni Farhan Syafero (31) asal Depok, M Reyhan Fajari (16) asal Jakarta Pusat, Abdul Ajiz (27) asal Pandeglang dan Bachtiar Alamsyah asal Batu Ceper, Tangerang.

Kemudian Adam Nooryan (19) asal Tambora, Widianto Rizky Ramadan (17) asal Kemanggisan. Sementara itu, Anies mengatakan dua warga meninggal lainnya adalah Sandro (31) dan satu lagi belum diketahui identitasnya.

Sementara itu, Anies juga mengemukakan ratusan korban lainnya yang mengalami luka dan cidera mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit di DKI Jakarta. Meski begitu, Anies mengungkapkan sebagian besar korban yang mendapat perawatan berusia muda.

"Paling banyak dari mereka yang mendapatkan pelayanan kesehatan adalah korban dengan usia 20-29 tahun ada 294 orang. Lalu usia dibawah 19 tahun ada 170 orang. Jadi jumlah anak-anak muda cukup banyak disini," ungkapnya.

Sejumlah bangunan dan fasilitas yang rusak di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (23/5).  [Suara.com/Arief Hermawan P]
Sejumlah bangunan dan fasilitas yang rusak di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (23/5). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Kerusakan Gedung Bawaslu dan Fasilitas Umum

Baca Juga: Ombudsman Puji Langkah Pemerintah Batasi Akses Medsos saat Aksi 22 Mei

Tak hanya itu, kerusuhan tersebut juga menyebabkan kerusakan beberapa bangunan akibat lemparan batu dan juga molotov, seperti yang terjadi di Gedung Bawaslu yakni di bagian dekat gerbang pintu samping Kantor Bawaslu RI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI