Dituduh Jadi Psikopat karena Kerusuhan 22 Mei, Ini Jawaban Anies Baswedan

Kamis, 23 Mei 2019 | 16:39 WIB
Dituduh Jadi Psikopat karena Kerusuhan 22 Mei, Ini Jawaban Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung meninjau kondisi terkini Ibu Kota pasca kerusuhan yang terjadi di sekitar Kantor Bawaslu, Rabu (22/5/2019). (Suara.com/Tyo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim, telah mengantisipasi segala potensi kericuhan dan perusakan terhadap objek-objek vital di ibu kota sebelum dan sesudah hari pemungutan suara Pemilu 2019.

Anies mengatakan, juga telah mengindentifikasi titik-titik berkumpulnya massa. Hal itu dikatakan Anies sekaligus menepis tudingan dirinya terkesan membiarkan kerusuhan aksi massa 22 Mei hingga mengakibatkan perusakan terhadap beberapa bangunan di Jakarta.

Ia menuturkan, telah meminta bantuan aparat yang berwenang untuk menjaga objek-objek vital dan mengawasi segala pergerakan massa.

"Intervensi itu kami lakukan sebelum 17 April. Jadi identifikasinya bukan menjelang 22 Mei, tapi sudah dilakukan sejak persiapan pelaksanaan pemilu. Jadi misalnya seperti pasar, kami kasih pengamanan ekstra di tempat itu," kata Anies di Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Baca Juga: Anies Baswedan Jemput Jenazah Ustaz Arifin Ilham di Bandara Halim

Anies mengatakan, pemprov kekinian masih menghitung berapa potensi kerugian akibat kerusakan beberapa bangunan dan fasilitas akibat kerusuhan 22 Mei.

Anies memastikan pemprov akan mengganti segala kerusakan aset daerah. "Yang jelas kami akan mengganti aset DKI," ujarnya.

Sementara Anies menjelaskan, dirinya bukan membiarkan terjadi aksi massa 22 Mei. Tapi, ia menilai setiap orang memiliki hak untuk berserikat dan berkumpul sebagaimana diatur undang-undang.

”Alhamdulillah, seluruh Jakarta di luar wilayah tempat kegiatan (kerusuhan aksi 22 Mei) berjalan baik dan tenang. Jadi kebebasan berserikat berkumpul dilindungi undang-undang, dan kami tidak bisa memangkas hal paling mendasar di demokrasi kita, kebebasan berkumpul dan berserikat," ungkapnya.

Sebelumnya, politikus PSI Guntur Romli menilai Anies sebagai sosok yang licik dan psikopat. Hal itu diungkapkan Guntur seusai melihat sikap Anies sebagai kepala daerah saat kerusuhan 22 Mei 2019.

Baca Juga: Jakarta Memanas Jelang Pengumuman KPU, Anies Baswedan Ada di Jepang

Mulanya, Guntur menilai Anies tidak bereaksi ketika sejumlah fasilitas umum di sekitar kawasan Gedung Bawaslu RI dirusak perusuh.

Menurutnya, hal tersebut wajar dilakukan lantaran Anies dianggap menjadi 'bagian' dari kelompok pendemo.

"Wajar sih karena @aniesbaswedan bisa dibaca bagian dari kelompok pendemo itu, makanya sejak awal dia tidak ada upaya pencegahan massa ke Jakarta," kata Guntur melalui akun Twitternya @GunRomli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI