Lalu Feri Amsari melanjutkan, seperti Bung Karno, Gus Dur pun memilih untuk turun dari jabatannya sebagai presiden supaya tak terjadi keributan.
"Ketika Gus Dur di-impeach, Gus Dur mengatakan 'Apa artinya sebuah jabatan presiden kalau ujungnya membuat rakyat berkorban dan berdarah-darah?'" ujar Feri Amsari.
Ia kemudian mempersoalkan anjuran Prabowo, yang tak meminta massa menghentikan aksi unjuk rasa dan pulang saja.
"Saya bertanya-tanya, kenapa dipukul harus diam? Kenapa kalau orang sudah memukul, suruh pulang, karena Anda agar tidak dipukul, supaya Anda tidak jadi korban," tutur Feri Amsari.
Baca Juga: Kicauan Dokter RS Tarakan Bantah Peluru Tajam di Korban Kerusuhan 22 Mei
Ia juga memberi contoh ucapan yang seharusnya keluar dari mulut Prabowo. Dirinya mengatakan, "Anda itu massa, rakyat pendukung saya, setiap pukulan ke wajah Anda menyakiti perasaan saya. Pulang, jangan sakiti saya kalau Anda dipukul. Itu yang namanya cinta kepada rakyat."
Sebelumnya, dalam closing statement pidatonya pada Rabu (22/5/2019), Prabowo telah menyampaikan imbauan untuk para demonstran.
"Saya juga tegaskan kepada semua yang masih mau mendengar saya, para pendukung saya, sekali lagi saya tegaskan, hindari kekerasan fisik, berlakulah sopan dan santun, hormatilah pejabat-pejabat penegak hukum, dan jangan sekali-sekali menggunakan kekerasan," kata Prabowo.
"Memang berat, saya memahami, tapi saya tegaskan kembali, seandainya ada salah paham dan kau dipukul, jangan melawan. Ini berat, tapi ini harus kita lakukan. Apapun terjadi demi negara bangsa, demi seluruh umat, demi semua agama," tambahnya.
Baca Juga: Janes, Sosok Inspiratif di Balik Kerusuhan 22 Mei, Pungut Sampah Pendemo