Respons Aksi 22 Mei, Prabowo Dibandingkan dengan Bung Karno dan Gus Dur

Kamis, 23 Mei 2019 | 15:28 WIB
Respons Aksi 22 Mei, Prabowo Dibandingkan dengan Bung Karno dan Gus Dur
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (21/5). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sikap calon presiden Prabowo Subianto terhadap kerusuhan 22 Mei mendapat komentar dari Direktur Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas Padang Feri Amsari.

Dalam komentarnya, Feri Amsari membandingkan sikap Prabowo dengan dua mantan presiden RI, Ir Soekarno alias Bung Karno dan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Feri Amsari mengaku sebenarnya berharap agar Prabowo meminta pulang massa yang berdemo di sekitar Gedung Bawaslu pada Selasa (21/5/2019) hingga Rabu (22/5/2019) kemarin.

Ia mengatakan, pengambilan langkah konstitusional merupakan kamuflase belaka jika seorang politikus tetap mengadu masyarakat dan tidak menyuruh para pendukungnya yang rusuh untuk pulang.

Baca Juga: Kicauan Dokter RS Tarakan Bantah Peluru Tajam di Korban Kerusuhan 22 Mei

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (Jubir BPN) Prabowo-Sandiaga Andre Rosiade pun membantah ucapan Feri Amsari.

Ia menegaskan bahwa Prabowo sudah mengucapkan belasungkawa untuk korban yang berjatuhan dalam kerusuhan 22 Mei itu.

Feri Amsari kemudian memperjelas maksud ucapannya. Ia membandingkan sikap Prabowo dengan Bung Karno dan Gus Dur.

Berdasarkan keterangannya, Bung Karno rela meninggalkan istana asal rakyat tak terpecah-belah.

"Jadi saya mau kasih contoh biar Uda Andre puas ya. Ada dua bapak bangsa penting untuk menjadi contoh, pertama Bung Karno, dan Gusdur," terang Feri Amsari di Mata Najwa, Rabu (22/5/2019) malam.

Baca Juga: Janes, Sosok Inspiratif di Balik Kerusuhan 22 Mei, Pungut Sampah Pendemo

"Bung Karno ketika diusir dari istana, ini Bung Besar, Bung Besar itu begitu berpidato, seluruh rakyat berkumpul," tambahnya. "Hari itu Bung Besar diusir dari istana dengan ucapan 'Saya tidak mau kalau saya mempertahankan istana ini dengan mengorbankan rakyat banyak ini.'"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI