Suara.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menyebut anggota satuan lalu lintas hingga kini masih melakukan pengalihan arus di kawasan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pasca aksi masa pada Selasa hingga Rabu (23/5/2019).
Menurut Dedi bukan hanya area kawasan Bawaslu, namun dua lokasi yang sempat menjadi kerusuhan masa aksi di Slipi dan Petamburan juga masih dialihkan arus lalu lintas. Adapun aparat keamanan juga masih tetap bersiaga di sejumlah lokasi di Jakarta.
"Pengalihan lalu lintas masih di sekitar depan bawaslu dan sekitarnya. Kemudian di Slipi dan Petamburan, terus dilakukan penjagaan. Secara umum situasi kondusif," kata Dedi melalui sambungan telepon, Kamis (23/5/2019).
Dedi pun meminta kepada masyarakat untuk sementara agar menghindari jalan sekitar Bawaslu. Lantaran anggota polisi yakni Brimob masih melakukan penjagaan.
Baca Juga: Motor Berserakan Pasca Demo Kerusuhan 22 Mei di Jalan MH Thamrin
"Semua warga Jakarta menjauhi dulu di depan jalan depan kantor Bawaslu karena masih dilakukan pengamanan," ujar Dedi.
Sementara itu, untuk Jalan MH Thamrin warga masyarakat masih dapat melintas, walaupun tak dapat melewati jalan keseluruhan. Lantaran, anggota Brimob masih melakukan sejumlah pemantauan.
"Untuk Istana negara dan gedung MPR DPR juga masih diamankan. Tapi jalan tidak ditutup," ujar Dedi.
Kerusuhan 22 Mei depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang terjadi pada Rabu (23/5/2019) malam meluas hingga ke beberapa wilayah di sekitarnya. Jalan Sabang, Jakarta Pusat menjadi salah satu lokasi kericuhan terparah.
Pos Polisi Sabang yang berada di dekat perempatan Jalan Wahid Hasyim dan Jalan Sabang ini hangus dibakar oleh massa rusuh. Bahkan hingga pukul 08.00 WIB masih terlihat kepulan asap di beberapa titik.
Baca Juga: Rupiah Belum Bisa Bangkit Usai Rusuh 22 Mei 2019
Terlihat juga ada kabel hangus di bagian depan pos tersebut. Bahkan dua unit sepeda motor hangus terbakar hingga hanya menyisakan kerangkanya saja.
Tiang lampu juga terlihat rubuh di depan pos polisi tersebut. Di sebelah pos itu, dua warung juga ikut dijarah massa yang rusuh. Kulkas tempat penyimpanan minuman dijebol dan isinya diambil hingga tak bersisa.
Di bagian dalam pos polisi terdapat kalimat hinaan kepada polisi yang ditulis menggunakan cat semprot pada bagian tembok. Kayu penyangga hingga atap juga berjatuhan dalam kondisi hangus.
Gas air mata juga masih sangat terasa saat disambangi suara.com. Efeknya yang membuat mata perih semakin terasa karena abu yang tertiup angin.
Sebelumnya telah terjadi kerusuhan di sekitar kantor Bawaslu pada Rabu (23/5/2019) malam. Awalnya massa yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) melakukan aksi untuk menolak hasil Pemilu 2019.
Massa GNKR tersebut menyampaikan orasi-orasi mengenai kecurangan Pemilu. Lalu mereka juga melakukan sholat Maghrib, buka puasa bersama, sholat Isya hingga sholat tarawih berjamaah.
Usai sholat tarawih justru terdapat massa provokator yang menolak untuk dibubarkan. Mereka menyerang Kepolisian dan akhirnya terjadi kerusuhan di sejumlah tempat.
Massa rusuh tersebut melakukan pengrusakan, menyerang Kepolisian dan melakukan pembakaran berbagai macam barang. Ada juga pos polisi hingga fasilitas umum lainnya yang ikut dirusak massa tersebut.