CEK FAKTA: Hoaks, Video Kapolri Tito Bilang Masyarakat Boleh Ditembak

Kamis, 23 Mei 2019 | 01:10 WIB
CEK FAKTA: Hoaks, Video Kapolri Tito Bilang Masyarakat Boleh Ditembak
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat memberi keterangan kepada wartawan. [Antara//Indrianto Eko Suwarso]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam beberapa jam terakhir, khususnya mengiringi rusuh aksi massa 22 Mei 2019 di Jakarta mulai dari Rabu (22/5) dini hari, beredar salah satu video yang seolah memuat perkataan kontroversial dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Video pendek yang terutama beredar di media sosial Facebook dan di media percakapan Whatsapp itu menjadi viral, karena dikaitkan dengan tudingan bahwa polisi telah menembaki massa dengan peluru tajam hingga menimbulkan beberapa korban tewas. Tapi, benarkah isi video itu?

Dalam video berdurasi 6 detik yang beredar luas itu, Kapolri yang berdialog dengan salah seorang anggota Brimob, terdengar melontarkan ucapan berikut: "...masyarakat boleh nggak ditembak?"

Pertanyaan Kapolri Tito itu lantas langsung dijawab oleh anggota yang berdiri di hadapannya. "Siap, boleh Jenderal!" tegas sang anggota, yang segera diikuti acungan jempol Tito.

Baca Juga: Kapolri: Perusuh Aksi di Petamburan Bertato, Kantongi Bayaran Rp 6 Juta

Tangkapan layar unggahan akun Meme Comic Politik berisi video dialog Kapolri Tito Karnavian yang dibagikan ulang di Facebook. [FB/Captured]
Tangkapan layar unggahan akun Meme Comic Politik berisi video dialog Kapolri Tito Karnavian yang dibagikan ulang di Facebook. [FB/Captured]

Klaim yang Diperiksa

Video yang beredar tersebut, benarkah adanya? Dan benarkah ucapan Kapolri Tito Karnavian sebagaimana yang terdengar di dalam video tersebut?

Penelusuran

Berdasarkan penelusuran Suara.com, video pendek 6 detik yang beredar luas itu adalah versi potongan alias suntingan. Video itu salah satunya diunggah akun Meme Comic Politik di Facebook, yang dalam hitungan beberapa jam saja terlihat sudah dibagikan ribuan kali.

Hasil penelusuran menemukan setidaknya ada satu video lain yang persis sama, namun berdurasi lebih panjang yaitu 15 detik. Video versi 15 detik itu antara lain terlihat diunggah oleh akun Herry Potlot di laman Facebook Berita Sekitar Karawang, pada 16 Mei 2019 lalu.

Baca Juga: Kapolri: Senjata Serbu M4 untuk Tembaki Pendemo 22 Mei

Dalam video versi 15 detik ini, yang salinannya juga bisa ditonton di Youtube, percakapan Tito Karnavian dengan anggota Brimob tersebut terdengar lebih panjang. Berikut isinya:

"Saya mau tanya, kalau di lapangan, tiba-tiba ada orang bawa parang mau membunuh masyarakat, boleh enggak ditembak?" tanya Tito pada sang anggota.

"Siap, boleh Jenderal!" jawab anggota Brimob tersebut tegas.

"Sip!" jawab Tito pula kemudian sambil mengacungkan jempol, dan disambut kata-kata "Siap" oleh sang anggota.

Video ini sendiri setidaknya juga sudah diulas dalam sebuah artikel situs Motor Plus, pada Senin, 20 Mei lalu. Di mana dalam artikel itu, dialog Tito dan anggota Brimob dinilai sebagai isyarat tindakan tegas Kepolisian terhadap pelaku kejahatan begal maupun geng motor yang membuat kekacauan.

Tangkapan layar artikel Motor Plus yang mengulas video dialog Kapolri Tito Karnavian dengan anggota Brimob. [Captured]
Tangkapan layar artikel Motor Plus yang mengulas video dialog Kapolri Tito Karnavian dengan anggota Brimob. [Captured]

Meski belum bisa segera dipastikan kapan tepatnya peristiwa dialog antara Kapolri Tito dan anggota Brimob itu terjadi, serta di mana lokasi tepatnya, yang pasti isi dari video versi 15 detik itu sudah membantah "kesimpulan" dari video pendek yang belakangan viral. Di mana video 6 detik yang viral itu sendiri bahkan sudah banyak ditambahi narasi berisi tuduhan dan hujatan, seperti misalnya: "Masyarakat boleh ditembak... Ditembak pakai senjata yang dibeli oleh uang masyarakat..."

Tito Karnavian sendiri bukan baru kali ini diterpa hoaks yang memojokkan sekaligus mendiskreditkannya. Belum lama ini misalnya, Tito juga sempat disebarluaskan "siap menembak mati perusuh sekalipun itu cucu Nabi", terutama melalui artikel yang berasal dari salah satu 'media' berbasis blog.

Kesimpulan

Jelas, video 6 detik yang viral itu telah dipotong sedemikian rupa dari video lebih utuh, kemungkinan sengaja dengan maksud hanya menampilkan potongan ucapan Tito Karnavian yang memancing kontroversi, bahkan kebencian. Artinya, video pendek 6 detik yang beredar luas itu tergolong hoaks, tepatnya disinformasi bertipe konten manipulatif (manipulated content).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI