RS Tarakan Rawat 151 Korban Bentrokan Kerusuhan 22 Mei

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 22 Mei 2019 | 21:57 WIB
RS Tarakan Rawat 151 Korban Bentrokan Kerusuhan 22 Mei
Petugas mencatat nama korban bentrokan yang dirawat di RS Tarakan, Jakarta. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 151 korban bentrokan massa dengan aparat keamanan di Jalan MH Thamrin hingga kini mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta.

Dari total tersebut, tercatat dua korban bentrok dibawa ke RSUD Tarakan Jakarta dengan menggunakan mobil ambulans salah satu partai politik untuk mendapatkan penanganan pada Rabu (22/5/2019).

Petugas medis sudah bersiaga di instalasi gawat darurat (IGD) untuk segera memberikan penanganan begitu pasien tiba di RS tersebut.

Baca Juga: Kominfo Batasi Medsos, BPN Prabowo: Rezim Jokowi Panik

Data para pasien korban bentrok yang ditangani RSUD Tarakan Jakarta dicatat di papan pengumuman yang ditempatkan di depan ruang instalasi gawat darurat (IGD).

Dari informasi yang dihimpun, korban terkena gas air mata saat bentrok di sekitar Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Jakarta.

"Kena gas air mata. (Bentrok) di Bawaslu," kata salah satu pengantar korban yang enggan menyebutkan namanya kepada Antara.

Sampai saat ini, korban bentrok antara massa dengan aparat keamanan di sekitar Tanah Abang, Jalan Thamrin dan Petamburan, Jakarta Pusat, masih berdatangan ke RSUD Tarakan.

Sebelumnya, Kepala Bagian Umum dan Pemasaran RSUD Tarakan Reggy S Sobari mengatakan korban bentrok antara massa dengan aparat keamanan di sekitar Tanah Abang, Jalan Thamrin dan Petamburan, Jakarta Pusat, beberapa mengalami luka akibat peluru karet.

Baca Juga: Polisi Bersenjata Laras Panjang Mulai Tembaki ke Arah Atas Perusuh Bawaslu

"Ada beberapa korban yang membawa peluru karet itu saat dibawa ke RSUD Tarakan. Ada beberapa yang kami bantu mengeluarkan peluru karet itu dari tubuhnya," ungkapnya.

Reggy mengatakan tidak ada korban yang terluka akibat peluru tajam. Beberapa korban yang sudah diperbolehkan pulang malah meminta proyektil peluru karet yang mengenai tubuhnya untuk dibawa.

Ketika ditanya apakah penyebab dua korban meninggal di RSUD Tarakan, Reggy tidak bisa memastikan karena keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Penyebab kematian sebenarnya bisa diketahui dari autopsi.

"Korban meninggal mengalami luka berupa lubang berbentuk bulat. Apakah luka itu yang menyebabkan meninggal, kami tidak bisa memastikan," ujar Reggy. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI