Suara.com - Pihak kepolisian masih mencari informasi adanya korban jiwa buntut aksi demonstrasi di Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat. Pasalnya, beredar kabar beberapa korban jiwa berjatuhan akibat saling bentrok antara massa aksi kontra petugas keamanan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menegaskan aparat gabungan TNI-Polri tak menggunakan peluru tajam untuk melakukan pengamanan.
"Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," jelasnya saat dihubungi, Rabu (22/5/2019).
Terkait aksi kerusuhan yang pecah, Dedi menduga ada pihak ketiga yang memanfaatkan momentum aksi tersebut. Untuk itu, ia meminta masyarakat tak terprovokasi.
Baca Juga: Jakarta Rusuh 22 Mei, Korban Luka Tembus 200 Orang
"Kami sudah sampaikan jauh-jauh hari bahwa akan ada pihak ketiga yang akan memanfaatkan situasi unjuk rasa tersebut. Oleh karenanya masyarakat (diminta) tidak terprovokasi," papar Dedi.
Lebih jauh, Dedi menambahkan, pihaknya sudah mengidentifikasi provokator utama yang membuat aksi ini menjadi ricuh. Diduga pelaku tersebut berasal dari luar Jakarta. Total ada 20 terduga pelaku provokator yang sudah diamankan dan saat ini diamankan di Polres Metro Jakarta Pusat guna dimintai keterangan.
"Polri sudah mengidentifikasi bahwa pelaku provokator pertama warga dari luar Jakarta," singkat Dedi.