Suara.com - Kondisi jalan raya menuju dan keluar Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, semakin hari, macetnya semakin parah.
Kemacetan tersebar terjadi di berbagai jalan baik yang masih masuk wilayah Tangerang, maupun di Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang terhubung dengan wilayah Bandara Soetta.
Macet parah di seputar jalan Bandara Soetta ini penyebabnya adalah truk dengan tonase berat yang setiap hari melintas.
Mulai Jalan Raya Kapuk Kamal, Kayu Besar, Jakarta Utara menuju Dadap dan Jalan Perancis, Kosambi Tangerang, kondisi jalanan macet total. Jalanan dipenuhi truk tanah dan kontainer barang.
Baca Juga: Jalan Depan Bawaslu Ditutup, dari MH Thamrin ke Monas Macet Parah
Saking parahnya, sampai ada yang parkir dan mematikan mesinnya karena berhenti total berjam-jam.
Macet di Jalan Kapuk Kamal ini sudah sangat akut.
Kendaraan besar, truk barang, tronton, kargo dan kendaraan ekspedisi pergudangan, hingga truk tanah, mengular panjang mulai terasa sejak pagi Pukul 08.00 WIB hingga malam hari.
Macet parah terjadi hingga Kayu Besar hingga mengular ke Tol Lingkar Luar Barat Jakarta W1. Pemotor semrawut mencari celah-celah di tengah maupun di pinggir jalan.
Tak nampak satu petugas baik kepolisian maupun petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang mengatur lalu lintas. Hanya ada satpam yang mengatur keluar masuk kendaraan besar di setiap pabrik.
Penyebab utama macet di sepanjang jalan ini adalah lebar jalan yang hanya satu ruas di setiap arah tak mampu menampung volume kendaraan yang jumlah dan ukurannya besar.
Baca Juga: Jelang 22 Mei: Kantor KPU Ditutup, Jalanan Macet Parah
Macet tidak bergerak juga terjadi di Jalan Raya Perancis Dadap, Tangerang arah dari Rawa Bokor menuju Hotel FM 7 Dadap. Truk tanah dan truk besar proyek memenuhi jalanan.
Saking panjangnya, macet mengular hingga ke Jalan Benda Raya dan Atang Sanjaya hingga Jalan Hussein Sastranegara di Rawa Bokor, Tangerang, tak jauh dari akses masuk ke Soetta.
"Sudah langganan setiap hari. Mengganggu banget ini buat dagangan. Dulu mah nggak seramai ini. Setelah ada banyak proyek, pembangunan jalan, reklamasi, banyak truk tanah melintas. Merugikan banget nih," ujar Maftuhin, pedagang material di Jalan Benda Raya, Tegal Alur, Jakarta Barat.
Kata dia, selain kerugian ekonomi, kerugian nyawa pun dirasakan warga. Beberapa kali terjadi kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa.
"Beberapa kali motor terserempet mobil besar. Jalanan juga berdebu, rusak dan bergelombang," keluhnya.
Berdasarkan catatan, kejadian terakhir kecelakan di Jalan Raya Perancis di depan Duta Bandara Permai, Dadap, Kosambi, Sabtu (13/04) sore.
Sepeda motor yang mencoba menyalip truk pengangkut tanah terpeleset karena licin sehabis hujan dan masuk ke kolong truk. Satu orang tewas dan satu kritis akibat kejadian ini.
Selain macet, kondisi jalan di ruas jalan-jalan ini juga rusak, bergelombang serta berdebu yang membahayakan pengendara.
Agak mendekat ke Bandara, kondisinya lebih parah. Selain truk besar dan tronton, jalanan juga dilintasi beko dan eskavator.
"Jalan Dadap-Rawa Bokor Bandara ini kalau siang hari truk melintas dan parkir di jalan raya. Macetnya panjang kemana-mana. Jalanan setiap hari dilintasi dump truck urugan tanah reklamasi. Harusnya diatur agar melintasnya malam hari saja," pinta Andika warga yang tinggal tak jauh dari Jalan Atang Sanjaya, perbatasan Jakarta Barat dan Tengerang.
Soal keluhan warga atas truk yang melintas, puluhan warga Kebon Besar, Batu Ceper, Tangerang awal bulan lalu sempat beraksi menahan empat truk yang memuat tanah yang melintasi Jalan Pasar Kebon Besar, Tangerang.
Warga menilai, truk melanggar Peraturan Wali Kota 30 Tahun 2012 tentang aturan jam operasional kendaraan truk tanah dan sejenisnya. Ditambah kerugian warga akibat truk tanah yang kerap melintasi di sana menyebabkan jalan rusak dan berdebu.
Warga berharap pemda tegas menerapkan aturan Peraturan Wali Kota, yang hanya membolehkan truk melintas pukul 20:00 hingga pukul 05:00 WIB.
Wakil Ketua DPRD M Taufik meminta Pemprov DKI dan Pemkot Jakarta Barat dan Utara segera berkoordinasi dengan daerah penyangga.
Dia berharap keluhan warga soal jam operasional truk dan kendaraan besar di jalan seputaran Bandara Soetta diakomodir.
"Saya kira itu perlu diatur karena merugikan warga. Terutama jam operasionalnya itu. Juga soal jalanan rusak, ini siapa yang tanggung jawab juga," ungkapnya.