Suara.com - Polda Metro Jaya dikabarkan telah menetapkan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto sebagai tersangka dalam kasus dugaan makar. Hal itu diketahui dari beredarnya surat dari Polda Metro Jaya tertanggal 17 Mei 2019 yang ditujukan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Di kop surat tersebut bernomor B/9159/V/RES.1.24/2019/Datro, perihal surat pemberitahuan dimulainya penyidikan atau SPDP.
Terkait beredarnya kabar itu, politisi Gerindra Andre Rosiade menegaskan SPDP atas nama Prabowo yang beredar itu tidak benar. Menurutnya, surat tersebut merupakan SPDP terhadap tersangka kasus dugaan makar Eggi Sudjana.
"Tidak benar telah terbit SPDP terhadap Pak Prabowo terkait kasus makar. Yang ada adalah SPDP terhadap Pak Eggi Sudjana," cuit Andre melalui twitternya @andre_rosiade seperti dikutip Suara.com. Selasa (21/5/2019).
Baca Juga: Jelang Aksi 22 Mei, Prabowo: Kami Tidak Berniat Makar
Meski demikian Andre menyebut jika Prabowo memang sempat dijadikan oleh terlapor. Hanya saja, sratus tersangka maupun saksi tak pernah dialamatkan pada Ketua Umum Gerindra tersebut.
"Pak Prabowo memang turut dijadikan terlapor oleh pelapor. Tapi status Pak Prabowo bukan tersangka, bahkan juga bukan saksi," jelasnya.
Andre menyebut, tidak ada fakta yang dapat menunjukan jika Prabowo melakukan makar. Pasalnya, kata Andre, Prabowo tetap pada jalur hukum dan konstitusi yang berlaku.
Lebih jauh, Andre menegaskan Prabowo sebagai capres tak dapat dipidanakan dan dilindungi Undang-Undang.
"Pak Prabowo sebagai Paslon tidak bisa dipidanakan dan dilindungi oleh UU," singkat Andre.
Baca Juga: PSI: Selamat, Prabowo - Sandiaga Juara 2
Dalam surat itu, Prabowo diketahui dilaporkan dengan nomor laporan: LP/B/0391/IV/2019//Bareskrim tanggal 19 April 2019 atas nama pelapor yakni Suriyanto SH, MH, M Kn.