Suara.com - Politisi partai Gerindra, Permadi memenuhi panggilan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019) hari ini.
Agenda pemeriksaan ini terkait kasus dugaan makar terkait ucapan revolusi yang disampaikanya melalui rekaman video yang viral di media sosial.
Seusai pemeriksaan, Permadi mengaku dicecar 15 pertanyaan oleh penyidik. Dirinya menyebut, pemeriksaan hari ini belum selesai dan masih akan berlanjut pada pekan depan.
"15 pertanyaan dan dinyatakan belum selesai, saya juga bersedia untuk dipanggil lagi rencananya, Senin depan," ujarnya Polda Metro Jaya, Senin (20/5/2019).
Baca Juga: Bantah Dijemput Paksa Polisi, Politikus Gerindra Permadi: Saya Stroke
Permadi menerangkan, video yang mempertontonkan dirinya menyebut revolusi terjadi pada tanggal 8 Mei 2109. Saat itu, ia mengucapkan kata revolusi dalam kapasitas sebagai anggota lembaga pengkajian MPR.
Saat itu, ia diundang oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon untuk bertindak sebagai pembicara. Hanya saja Permadi tak menjelaskan lokasi acara tersebut.
"Saya diundang Fadli Zon untuk mendampingi berbicara di depan forum rektor, pembicaraan bersifat terbatas dan tertutup karena itu saya tidak tahu kalau dibuat video, disebarluaskan mungkin untuk menjerumuskan saya," jelasnya.
Permadi menilai, video yang beredar tersebut telah dipotong oleh pihak tertentu. Dalam video itu, Permadi mengaku berbicara sekitar 20 sampai 25 menit.
"Video itu tidak lengkap, saya sudah mendengarkan, benar (saya berbicara soal revolusi), tapi tidak seperti yang di video," paparnya.
Baca Juga: Curhat Dituduh Makar, Permadi: Saya di Penjara 38 Kali sampai Diancam Mati
Sebelumnya, pada Kamis (9/5/2019) malam, Permadi dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang pengacara bernama Fajri. Permadi dipolisikan atas ucapannya yang menyebut kata 'revolusi'.