Cuitan Dahnil Anzar itumengundang respons dari Dedek Prayudi. Ia menilai Dahnil Anzar terjebak dengan pernyataannya sendiri dan berusaha mencari alasan lain agar kebohongan yang dirangkai tak terbongkar.
"Nggak perlu jadi Doktor kan mas @dahnilanzar untuk memiliki kemampuan membedakan arti 'foto lama; dan foto kemarin'. Mencoba berbohong, terdesak, lalu terpaksa mundur selangkah agar tak perlu terpaksa mundur ratusan langkah?" ujar Dedek Prayudi.
Tak lama berselang, Dahnil Anzar membalas cuitan Dedek Prayudi. Ia tampak geram dengan sindiran dari Dedek Prayudi dan tetap bersikeras dengan klaim foto lama yang ia sebutkan.
"Itu memang foto lama, bukan update yang disebut pewarta, apalagi bumbu fitnah seword yang menyebut kabur. Kamu malah mahfum dengan fitnah yang ditebar. Apa karena memang kebiasaan kamu mahfum dengan fitnah," balas Dahnil Anzar.
Baca Juga: Ibunda Meninggal, Dahnil Anzar: Sakit Mama Parah Saat Fitnah Terpa Saya
Sejumlah warganet justru menyoroti penggunaan kata 'mahfum' yang dipakai oleh Dahnil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidak muncul kata 'mahfum' seperti yang disebut oleh Dahnil Anzar, melainkan penulisan yang benar adalah 'mafhum' yang artinya paham atau mengerti.
"Mafhum mas, bukan mahfum," kata @titorahman.
"Mafhum pak. Jangan buat sia-sia sekolah tinggi bapak," ujar @lingga_ara.