Seporsi nasi Boran rata-rata berharga Rp 10 ribu. Namun, harga makanan bisa lebih mahal jika Anda menambah sejumlah lauk.
Penjual nasi Boranan asal Kaotan, Kasiatun (42) mengatakan disebut nasi Boran karena tempat nasinya dari Boran atau tempat nasinya buat dari anyaman dari bambu. Berbeda dengan makanan nasi lainnya, bumbu pada nasi Boran dibuat agak kental dari adonan santan dan rempah-rempah lainnya.
"Nasi boran itu nasi yang ditempatkan di boran, wadah nasi dari anyaman bambu. Kemudian dikasih bumbu boranan dan bermacam ikan tergantung pembeli memilih ikannya. Kita menjual satu porsi Rp 10 ribu, beda harga jika menambah lauk," ujar ibu tiga anak ini.
Kasiatun melanjutkan dulu tradisi berjualan nasi Boran dimulai petang hari habis magrib hingga dini hari berlangsung bertahun-tahun. Karena itulah nasi boran selalu dicari pembeli ketika malam hari.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Yogyakarta Hari Ini, Makan Nasi Boran Lamongan
Namun, lanjutnya, saat ini ada juga yang berjualan mulai siang hari. Apabila bulan Ramadan seperti sekarang, penjual nasi Boran memulai berjualan pada sore hari menjelang buka puasa.
"Dulu berjualan mulai malam hari, tapi sekarang ada yang siang sudah berjualan. Saya hari biasa berjualan mulai jam 14.00 wib hingga jam 21.00 wib. Tapi pada bulan puasa seperti ini, saya mulai buka pukul 16.30 wib hingga dini hari," ucap Kasiatun, Kamis (16/5/2019).
Kasiatun mengaku omzet berjualan nasi Boran pada bulan Ramadan selalu naik dari hari biasa. Sehari, ia bisa meraih omzet hingga ratusan ribu meski ada sekitar lima belas penjual nasi Boran yang ada di lapak di samping pasar modern Lamongan.
"Ya banyak pembeli, ada yang dibungkus dibawa pulang untuk buka puasa. Ada juga yang makan di sini. Alhamdulillah, bulan puasa ini saya berjualan tidak sampai jam 8 malam sudah habis," tutupnya.
Baca Juga: KPU: Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional Provinsi Papua Barat dan DKI Besok