Puasa 16 Jam, Begini Pengalaman Pertama Muslim Indonesia Ramadan di Amerika

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 17 Mei 2019 | 16:07 WIB
Puasa 16 Jam, Begini Pengalaman Pertama Muslim Indonesia Ramadan di Amerika
Suasana salat tarawih saat Ramadan di salah satu masjid di New York, Amerika Serikat. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Puasa di Musim Semi

Anak-anak dari komunitas muslim di Amerika Serikat saat ikut tarawih Ramadan di New York. (AFP)
Anak-anak dari komunitas muslim di Amerika Serikat saat ikut tarawih Ramadan di New York. (AFP)

Maryam Nisywa sangat menikmati puasa 16 jam di Washington D.C., dengan tetap menahan lapar dan nafsu sepanjang hari. Mahasiswa George Washington University itu, bersyukur dengan cuaca musim semi yang sejuk dan beruntung dapat melaksanakan tarawih bersama keluarga yang sedang menetap di Amerika.

“Semenjak hari pertama tarawih, kami mengundang beberapa kerabat dekat untuk melaksanakan shalat tarawih di rumah kami,” kata Maryam Nisywa.

Rizki Harahap yang pernah tinggal di Jakarta dan Medan, kini bermukim di Durham, North Carolina. Beberapa masjid di kota tempat Rizki kuliah dan tinggal bersama anak dan istrinya, menyelenggarakan tarawih berjamaah.

Baca Juga: Susu Ternyata Sangat Baik Diminum Saat Buka Puasa

“Menariknya, Duke University Centre of Muslim Life (CML) juga menyelenggarakan buka bersama, salat tarawih berjamaah, dan pengajian selama Ramadan,” jelas Rizki.

Sementara itu Mauliyah asal Yogjakarta menangis terharu untuk pertama kali bisa menjalankan Ramadan dan sholat tarawih pertamanya di Islamic Center of San Diego. Mauliyah mengungkapkan sholat tarawih di sini tampak seperti perpaduan antara NU dan Muhammadiyah dan ia tidak merasa canggung untuk menyesuaikannya.

“Salat tarawih dilakukan sebanyak delapan rakaat, sama seperti orang Muhammadiyah, dan ketika salat witir mereka menggunakan bacaan doa qunut, sama seperti orang NU di Indonesia,” kata Mauliyah.

REKOMENDASI

TERKINI