Suara.com - Tiga orang terduga teroris asal Indonesia dan Malaysia dibekuk Bagian Kontra Terorisme Polisi Diraja Malaysia (PDRM) di sekitar Kedah dan Selangor. Salah satu WNI yang ditangkap pada Selasa 14 Mei 2019, bernama Nuruddin Bin Alele (34).
"Mereka diduga terlibat dalam memberikan dukungan kepada kelompok teroris Islamic State dan merancang serangan ke Malaysia dan Indonesia," ujar Kepala PDRM Irjen Pol Dato Seri Abdul Hamid Bin Bador seperti diberitakan Antara, Jumat (17/5/2019).
Abdul Hamid menerangkan, penangkapan ketiga terduga teroris setelah pihaknya melakukan operasi susulan, setelah sebelumnya menangkap empat terduga teroris di Islamic State di Terengganu dan Lembah Klang antara 5 hingga 7 Mei 2019.
Penangkapan pertama pada 14 Mei 2019 di Kuala Muda Kedah melibatkan dua laki-laki setempat yaitu Muhammad Syazani Bin Mahzan dan Muhamad Nuurul Amin Bin Azizan.
Baca Juga: Detik-detik Terduga Teroris Jawa Tengah Ditangkap Saat Isi Ceramah Masjid
"Keduanya terdaftar sebagai daftar pencarian orang polisi pada 13 Mei yang ditangkap ketika menyerahkan diri hasil kerja sama keluarga masing-masing," katanya.
Muhammad Syazani (27) berasal dari Bedong Kedah bekerja sebagai penjulan burger sedanhkan Muhammad Nuurul Amin sebagai pekerja kebun.
Kedua pelaku bersama warga negara Malaysia Muhammad Izham yang ditangkap 22 November 2018 di Sungai Petani Kedah pernah menjalani latihan membuat bom di Yogjakarta.
"Pada tahun 2018 yang dikendalikan oleh Jamaah Ansharut Daulah Indonesia mereka telah mempelajari pembuatan triacetone triperoxide sejenis bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan letupan berskala besar," katanya.
Abdul Hamid menerangkan, kedua pelaku tersebut juga telah mengunjungi beberapa gereja di Yogjakarta untuk merencanakan serangan.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap AMF saat Tengah Ceramah Subuh di Masjid, Diduga Teroris
Pihak kepolisian Malaysia menduga Muhammad Syazani telah merancang aksi serangan ke rumah-rumah ibadah bukan Islam di Malaysia dengan cara menggunakan bom bunuh diri.
"Pelaku merupakan anggota sel 'wolf pack' yang ditangkap pada 5 dan 7 Mei 2019 serta turut terlibat dalam rencana untuk melakukan operasi pembunuhan dan serangan terhadap tempat ibadah," katanya.