Suara.com - Misteri kasus mutilasi wanita tanpa identitas di bekas bangunan Matahari Departement Store, Kompleks Pasar Besar Malang menemui titik terang. Pelaku pemutilasi yang diketahui bernama Sugeng (49) berhasil diamankan pada Rabu (15/5/2019) sore.
Nama pelaku sama persis dengan tato yang tertulis di telapak kaki korban. Saat diamankan, pelaku mengakui telah memotong tubuh korban, namun aksinya dilakukan setelah korban meninggal karena sakit.
Berikut Suara.com merangkum sederetan fakta penangkapan pelaku mutilasi.
1. Penelusuran anjing pelacak
Baca Juga: Puncak Arus Mudik 31 Mei dan Balik Lebaran 9 Juni 2019
Dikerahkannya anjing pelacak atau K dalam penelusuran pelaku mutilasi membuka tabir misteri kasus yang menggemparkan warga Malang, Jawa Timur itu. Anjing bernama Sera berhasil melacak jejak pelaku yang keluar melalui pintu belakang Pasar Besar Malang atau ke arah selatan.
Sera lantas masuk ke arah Gang V melewati pemukiman warga. Dan berhenti di Jalan Martadinata dekat Bank BRI. Total jarak yang ditempuh sekitar 500 meter dari TKP.
"Sampai di situ sudah tidak bisa dilacak lagi. Anjingnya sudah kebingungan. Mau menyebrang lagi ke arah Timur," ujar Kanit Polisi Satwa Polres Malang Kota Aiptu Imam Muhson Ridho
2. Menyaut saat dipanggil nama
Saat berada di lokasi tempat anjing pelacak berhenti, ada seorang pria yang sedang tidur. Salah satu petugas kepolisian berteriak menyebut nama Sugeng dan ternyata pria tersebut meresponnya.
Baca Juga: Belum Berizin, Alumni Aktivis 98 Tetap Mau Aksi Nginap di Gedung KPU
"Orang yang tiduran itu dipanggil dengan nama Sugeng ternyata dia menjawab (merespon balik)," Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri.
Nama Sugeng diakuinya menjadi kunci pemburuan pelaku mutilasi. Ini merujuk pada bukti tato di telapak kaki korban bertuliskan Sugeng. Sugeng pun mengakui telah memotong jasad korban.
3. Pelaku baru kenal korban
Diakui oleh Sugeng, ia baru mengenal korban sekitar 9 hari terakhir. Ia bertemu dengan korban pertama kali di Klenteng Eng An Kiong di Jalan Laksamana Martadinata, Kota Malang. Korban yang dalam kondisi sakit itu oun dibawa menuju ke Pasar baru Malang, setibanya disana pukul 17.00 WIB korban meninggal dunia.
"Bertemu di depan klenteng (Eng An Kiong), korban mengaku sakit dan berasal dari Maluku. Kemudian dibawa ke Pasar Besar, karena Sugeng biasa kesana untuk tinggal sementara. Sore harinya, korban meninggal," ungkap Asfuri.
4. Tato di Kaki dari Alat Sol
Tato di kaki korban memang sengaja dibuat oleh pelaku dengan menggunakan alat seperti sol sepatu. Namun, aksinya tersebut dilakukan setelah korban meninggal dunia.
Menurut pengakuan Sugeng, tato tersebut dibuat berdasarkan permintaan korban yang belum diketahui identitasnya itu. Pada telapak kaki korban bertuliskan Sugeng (kaki kiri) dan Wahyu yang ku terima dari gereja comboran (kaki kanan).
"Tato itu dilakukan setelah korban meninggal dengan menggunakan alat seperti sol sepatu. Kemudian ditambahi, (tinta) bolpoin," papar Asfuri.
5. Dapat Bisikan Gaib
Sugeng mengakui aksi mutilasi yang dilakukan terhadap korban merupakan permintaan dari korban sebelum meninggal. Selain itu, pelaku juga mengaku mendapatkan bisikan gaib untuk memutilasi korban.
Proses pemotongan tubuh korban menjadi 10 bagian pun dilakukan 3 hari setelah korban meninggal. Pengakuan tersebut masih didalami oleh kepolisian.
"Pelaku memutilasi karena pesan dari korban. Setelah meninggal minta dimutilasi. Keterangan yang bersangkutan juga ada bisikan-bisikan (gaib). Kami juga masih menunggu hasil autopsi dan labfor," tutur Asfuri.