Waketum Gerindra Serukan Tak Bayar Pajak, KSP: Pendidikan yang Tak Baik

Kamis, 16 Mei 2019 | 23:21 WIB
Waketum Gerindra Serukan Tak Bayar Pajak, KSP: Pendidikan yang Tak Baik
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai seruan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono untuk tidak membayar pajak merupakan pendidikan politik yang tidak baik.

Menurut Moeldoko, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban. Salah satu kewajiban warga negara Indonesia adalah membayar pajak.

"Itu pendidikan yang enggak baik. Warga negara itu kan punya hak dan kewajiban. Jangan menganjurkan (yang tidak benar)," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Mantan Panglima TNI itu menyebut seharusnya Arief Poyuono yang merupakan tokoh partai politik, memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.

Baca Juga: Isu Di-reshuffle dari Kabinet Jokowi, Menpora: Kerja, Kerja, dan Kerja

"Menurut saya enggak benar itu lah. Karena setelah terpilih presiden, presiden enggak ada lagi berpikir 01 atau 02, semua warga negara Indonesia. Enggak ada lagi warga negara yang lain," kata dia.

"Jadi kalau menjadi warga negara Indonesia ya hak dan kewajiban harus diikuti. Jangan menyerukan begitu, itu pendidikan politik yang enggak benar," sambungnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, di Jakarta, Jumat (28/4/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, di Jakarta, Jumat (28/4/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]

Tak hanya itu, Moeldoko mengajak masyarakat untuk memahami hak dan kewajiban sebagai seorang WNI.

"Kita ajak masyarakat Indonesia justru harus memahami hak dan kewajibannya. Jangan malah mengarahkan begitu," tutur Moeldoko.

Lebih lanjut, seruan yang dilakukan Arief, kata Moeldoko, bukanlah atas instruksi Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Baca Juga: Tak Sepakat dengan Arief, Sandi: Pajak Penting, Neraca Dagang Kita Jeblok

Ia pun meyakini Prabowo yang memiliki latar belakang TNI, merupakan seorang ksatria yang patriotik.

"Kalau saya melihat Pak Prabowo itu seorang yang patriotik ya. Seorang yang ksatria, perlu digaris bawahi, sama lah, kita sama sama tentara harus ksatria muncul. Saya yakin Pak Prabowo memiliki itu. Hanya jangan yang di bawahnya itu malah melakukan hal-hal yang keluar dari pemikiran bosnya," tandasnya.

Calon Presiden 02 Prabowo Subianto saat memberi sambutan saat menggelar acara yang bertajuk Mengungkap Fakta-Fakta kecurangan Pilpres 2019 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Calon Presiden 02 Prabowo Subianto saat memberi sambutan saat menggelar acara yang bertajuk Mengungkap Fakta-Fakta kecurangan Pilpres 2019 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Untuk diketahui, Arief Poyuono mengajak seluruh masyarakat Indonesia yang mendukung Capres dan Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno agar tidak mengakui hasil Pilpres 2019.

Kemudian, Waketum Gerindra ini juga mengajak agar tidak mengakui pemerintahan hasil Pilpres 2019 bila yang menang adalah Jokowi. Salah satu aksi tidak mengakui pemerintahan Jokowi itu adalah tidak membayar pajak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI