Setelah itu, Al Quran diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur dalam waktu yang berbeda-beda. Teori ini dikemukakan oleh Al-Sya'bi dan kawan-kawan.
Dari ketiga teori tersebut, teori pertama paling populer dan didukung oleh banyak ulama. Pasalnya, teori ini diperkuat dengan banyak hadis yang sahih.
Secara keseluruhan para ulama sepakat bahwa Al Quran diturunkan pada Lailatul Qadar. Namun yang menjadi perdebatan adalah apakah diturunkan dalam satu kali Lailatul Qadar atau lebih.
Tiap ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai makna 'Al-Inzal' dan bagaimana prosesnya berlangsung.
Baca Juga: Fakir hingga Mualaf, Ini 8 Golongan yang Berhak Terima Zakat Fitrah
Pada teori pertama, 'Al-Inzal' adalah 'Al-Idzhar' yang artinya melahirkan, menjelaskan, menghadirkan, atau memperlihatkan.
Jadi, kedudukannya tidak harus dari ketinggian menuju tempat rendah atau dari langit ke bumi seperti terkandung dalam kata 'nazala'.
Sementara pada teori kedua, Allah menurunkan wahyu melalui Malaikat Jibril saat berada di langit.
Kemudian Jibril turun ke bumi untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada Nabi Muhammad SAW sehingga pilihan katanya adakah 'nazala'.
Adapun proses komunikasi antara Jibril dengan Nabi Muhammad SAW pun disimpulkan oleh para ulama ada dua kemungkinan, yakni Jibril berubah rupa menjadi manusia atau sebaliknya.
Baca Juga: Telat Bayar Zakat Fitrah? Ini Hukumnya