Suara.com - Andi Arief, politikus Partai Demokrat, mengomentari Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menolak penghitungan hasil suara Pemilu 2019 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum.
Menurut Andi, sikap Prabowo tersebut menjadi pembuktian mengakui kekalahan. Sebab, pernyataan Prabowo itu dikhususkan untuk hasil penghitungan suara Pilpres 2019.
"Pak Prabowo menyatakan akan memboikot penghitungan pilpres. Bukan memboikot pemilu. Itu artinya, 02 pasti kalah dan 01 pemenangnya serta tidak berakhir di MK," kata Andi melalui akun Twitter pribadinya @AndiArief__ pada Rabu (15/5/2019).
"Setelah itu, yang menjadi masalah adalah legitimasi presiden terpilih. Karena pemboikotan bisa mengarah pembangkangan sipil," sambungnya.
Baca Juga: Andi Arief soal Prabowo Boikot Penghitungan Pilpres: 02 Pasti Kalah
Lebih lanjut Andi juga menilai sikap Prabowo menolak hasil penghitungan suara KPU itu adalah pilihan bijak.
Pasalnya, penolakan hasil penghitungan suara itu akan meminimalisasi aksi-aksi yang melibatkan banyak massa.
"Pemboikotan hasil pemilu adalah salah satu jalan damai tanpa kekerasan dan tanpa mobilisasi massa. Di beberapa negara yang pemilunya bermasalah, banyak yang menempuh cara ini. Ada ketegangan, tapi Pak Prabowo menurut saya cukup bijak dengan tempuh jalan ini.”
Untuk diketahui, Prabowo menyatakan sikap tentang Pilpres 2019, dalam acara di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5) sore.
Prabowo menilai banyak kecurangan dalam pilpres sehingga menolak hasil penghitungan suara KPU yang juga dianggap ada patgulipat.
Baca Juga: Singgung Kivlan Zein dan SBY, Gerindra Minta Andi Arief Fokus Rehabilitasi
"Tapi yang jelas sikap saya adalah akan menolak hasil penghitungan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran," kata Prabowo.