Potret Langka, Sunni, Syiah, dan Ahmadiyah Indonesia Buka Puasa Bersama

Rabu, 15 Mei 2019 | 12:29 WIB
Potret Langka, Sunni, Syiah, dan Ahmadiyah Indonesia Buka Puasa Bersama
Sunni, Syiah, dan Ahmadiyah Indonesia Buka Puasa Bersama. (Rio Tuasikal/VOA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Potret langka ketika kelompok mayoritas Sunni di Indonesia berbuka puasa bersama dengan kaum Syiah dan Ahmadiyah sebagai minoritas. Syiah dan Ahmadiyah sering dianggap sesat bagi kelompok intoleran. Namun di Bandung, mereka bertemu dan berpuka puasa bersama.

Para pemuka agama dan jemaat dari tiga kelompok ini mendiskusikan konsep ‘Imam Mahdi’ dalam diskusi yang diklaim sebagai yang terbuka dan pertama dilakukan di Indonesia, dan masuk ranah teologis. Acara “Kajian Konsep Kemahdian menurut Mazhab-Mazhab Islam” yang digelar di Aula Muthahari, Bandung, Senin (13/5/2019) sore, ini juga diakhiri dengan buka puasa bersama.

Agus Zainal Mubarok, mewakili kelompok Sunni, mengatakan selama ini dialog intra-Islam dibangun atas dasar silaturahmi antar pemimpin agama. Baru kali ini, ujarnya, dialog itu makin berkualitas karena berani membahas inti ajaran secara terbuka.

“Banyak sebetulnya yang sudah dilakukan. Hanya memang kalau hal-hal yang bersifat masih sensitif secara publik, kita lakukan dengan terbuka antar tokoh-tokoh agamanya (saja),” ujarnya kepada VOA di tengah-tengah acara.

Baca Juga: Warga Ahmadiyah Dilarang Golput

Dalam Islam, Imam Mahdi adalah sosok yang ditunjuk Allah SWT untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di akhir zaman. Mengenai siapa dan bagaimana ditunjuknya Imam Mahdi, dimaknai berbeda oleh Sunni, Syiah, dan Ahmadiyah.

Konsep ini menjadi salah satu inti dialog intra-Islam, di samping tentang penerus sah Nabi Muhammad dan konsep nabi terakhir.

Dalam gelar wicara tiga jam ini, masing-masing pemuka agama mengemukakan tafsirannya mengenai Imam Mahdi, yang diakhiri dengan komitmen membangun saling pengertian di atas perbedaan metode tafsir.

Ridwan Buton, dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) mengatakan dialog ini sangat sehat, berbeda dengan banyak debat kusir yang dipublikasikan di kanal Youtube.

“Ini indah sekali. Berharap ada dialog-dialog dan komunikasi yang sehat seperti ini supaya betul-betul negara kita aman, kemudian kita jauh dari saling hasut,” jelas lelaki yang sehari-hari berdinas di Bogor ini.

Baca Juga: Puluhan Orang Demo Bubarkan Acara Ahmadiyah di Masjid Bandung

Agama Islam, imbuh Ridwan, mengajarkan dialog yang sehat. Hal itu, ujarnya, dinyatakan dalam Alquran an-Nahl ayat 125: “Serulah (manusia) kepada Jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara baik.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI