Suara.com - Dibangun mulai tahun 1949 dan diresmikan 20 September 1952 oleh Presiden Soekarno, Masjid Syuhada menjadi salah satu cagar budaya di Yogyakarta.
Masjid ini merupakan hadiah yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada para syuhada dalam melawan penjajahan Belanda di Yogyakarta.
“Masjid Syuhada merupakan kenang-kenangan dari presiden RI I Ir. Soekarno untuk mengenang para syuhada yang mati syahid saat peperangan. Dan juga sebagai hadiah untuk Yogyakarta sebagai kenang-kenangan terutama untuk beribadah,” kata Staff Sekretariatan dan Kerumahtanggaan Masjid Syuhada, Henki Desri Mulyadi, Selasa (14/05/2019).
Henki menjelaskan, meski sudah berumur cukup tua, tidak ada perubahan berarti dalam arsitektur masjid. Itu dilakukan untuk menjaga kelestarian masjid yang sudah menjadi cagar budaya.
Baca Juga: Cicit Soeharto Dipolisikan Diduga Jual Lahan Cagar Budaya
“Tidak ada perubahan karena sudah jadi cagar budaya. Yang berubah cuma warna, dulu awal-awal putih warna masjid, sekarang sudah hijau. Sama serambi masjid di kasih atap,” kata Henki.
Menariknya, bila Masjid Gedhe Kauman menawarkan gulai kambing sebagai menu favoritnya, lain cerita dengan Masjid Syuhada yang beralamat di Jl I. Dewa Nyoman Oka No. 13 Kotabaru, Gondokusuman kota Yogyakarta.
Pihak takmir menyiapkan gulai, rendang atau tongseng daging sapi sebagai hidangan istimewa bagi para jamaah setiap kamis jelang buka selama ramadan.
"Setiap Kamis kita menyediakan varian itu gulai, rendang, dan tongseng (daging sapi)," kata Siti Faujiah koordinator takjil.
Senada dengan Faujiah, Diana Pratiwi yang sudah menjadi manajer Katering Syuhada sejak 2017 mengatakan, dari Ramadan tahun 2015 atau 1435 H, daging sapi sudah menjadi favorit jamaah.
Baca Juga: Ditetapkan Cagar Budaya, Atap Eks Hotel Tugu Milik Adik Soeharto Roboh
“Ya lumayan menjadi menu favorit. Menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah,” katanya.
Diakui Diana, meski memasak dengan cara yang modern tidak berarti menghilangkan kenikmatan karena menggunakan rempah nusantara ditambah dengan bumbu rahasia.
“Kalau resepnya ada bumbu rahasianya, dimasak oleh tujuh orang, tentu dengan rempah nusantara pilihan,” kata Diana.
Diana mengatakan, pada event tertentu, semisal tabligh akbar atau talkshow dengan ustadz atau pembicara ternama pihaknya memasak daging sapi sampai seribu porsi.
“Kalau pas ada event tertentu yang barengan sama agenda ramadan bisa sampai seribu porsi,” katanya.
Selain daging sapi, takmir masjid pahlawan ini menyediakan pula menu yang tidak kalah lezatnya.
Sebanyak 750-800 ikan nila bakar atau ayam dengan varian masakan serta ditambah beberapa sayur mayur menambah nikmatnya berbuka di masjid pemberian Soekarno ini.
Kontributor : Rahmad Ali