Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan silaturahmi dan buka puasa bersama wartawan yang biasa bertugas di lingkungan Istana Kepresidenan.
Acara tersebut dilakukan di salah satu restoran di bilangan Abdul Muis, Jakarta, pada Selasa (14/5/2019).
Turut mendampingi Jokowi, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi SP, dan Kepala Sekretariat Kepresidenan Heru Budi Hartono.
Acara tersebut dimulai dengan bincang-bincang antara para jurnalis dengan Kepala Negara yang dipandu artis, Farhan.
Baca Juga: Jokowi Unggul di 14 Provinsi, Prabowo Tertinggal 14,4 Juta Suara
Para jurnalis satu persatu maju ke depan untuk menceritakan pengalamannya suka duka meliput Jokowi hingga hubungan asmara para wartawan.
Sebelum berbuka, Farhan memanggil salah satu wartawan untuk membacakan doa sebelum berbuka. Namun wartawan tersebut justru membaca doa niat berpuasa.
Wartawan tersebut pun langsung meralat doanya yang salah. Sontak para wartawan lain termasuk Jokowi tertawa.
Usai berbuka puasa, Jokowi dan para wartawan melaksanakan salat magrib berjamaah.
Setelah salat Maghrib, Jokowi menyantap makan malam bersama para wartawan. Jokowi duduk membaur satu meja bersama para wartawan.
Baca Juga: BPN: Prabowo Unggul dari Jokowi 10,1 Persen Suara
Adapun menu yang disantap Presiden kali ini antara lain ikan gurami bumbu rujak, ayam goreng, tumis-tumisan, hingga sup buntut.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku senang dan gembira bisa berbuka puasa bersama.
"Selain tadi buka puasa bersama juga bisa berada pada suasana yang tertawa terus. Kadang-kadang kita kalau di Istana itu terlalu mengurusi hal-hal yang sangat serius," ujar Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga menyampaikan terima kasih atas kerja keras para jurnalis dalam meliput dan memberitakan kegiatan kepresidenan maupun agenda penting lainnya.
"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu semuanya atas dukungannya selama ini, baik berita yang baik-baik, baik berita yang kritis konstruktif. Ya apapun berita mengenai istana, mengenai menteri-menteri, mengenai saya karena dengan berita-berita itulah masyarakat bisa tahu kita ada di mana, apa yang kita kerjakan, kebijakan kita apa. Dan ya memang mengikuti saya itu capek, saya tahu," kata dia.