Megawati Dibilang Makar, Puan Maharani Respons Tudingan Tantenya

Selasa, 14 Mei 2019 | 21:37 WIB
Megawati Dibilang Makar, Puan Maharani Respons Tudingan Tantenya
Puan Maharani di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/7/2018). [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sekaligus putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, merespons pernyataan negatif tantenya, Rachmawati Soekarnoputri mengenai sang bunda.

Rachmawati—Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra—menuding sang kakak melakukan makar ketika menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Tidak usah di bulan Ramadan yang suci ini saling menghujat, saling bicara yang tidak baik dan hawanya tidak positif," ujar Puan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Ia menuturkan, tudingan tantenya terhadap sang ibu itu adalah bagian dari dinamika politik Pilpres 2019.

Baca Juga: Dituduh Tilep Duit Rp 7 Miliar, Rachmawati Soekarnoputri Juga Merasa Ditipu

Karenanya, ia berharap semua pihak adem sembari menunggu pengumuman resmi pemenang pilpres oleh KPU pada tanggal 22 Mei.

"Lihat saja tanggal 22 Mei nanti, bagaimana proses demokrasi di Indonesia ini berjalan. Hasil tersebutlah yang harusnya bisa diterima oleh semua pihak,” tuturnya.

Sebelumnya, Rachmawati Soekarnoputri mengakui heran saat mendengar nama Mayjen (Purn) Kivlan Zein dilaporkan ke polisi atas dugaan melakukan upaya makar.

Menurutnya, yang seharusnya disebut sebagai aktor makar adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Rachmawati menceritakan, Megawati sebenarnya melakukan tindakan makar saat menjabat sebagai wakil presiden ke-4 RI.

Baca Juga: Rachmawati Soekarnoputri Dituduh Tipu Pembeli Condotel Rp 7 Miliar

Saat itu, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur telah menunjuk Jenderal Polisi (Purn) Chairuddin Ismail sebagai Kapolri.

Namun, Megawati malah melakukan pembangkangan terhadap atasan, dengan mengajukan Jenderal Polisi (Purn) Surojo Bimantoro hingga menciptakan konflik di internal Polri.

"Bicara secara objektif yang disebut makar itu adalah Megawati Soekarnoputri, ketika Gus Dur memerintah," kata Rachmawati saat ditemui di kediamannya, Jalan Jati Padang Raya, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2019).

"Dia pecah belah lagi TNI Polri moncongnya yang namanya Jenderal Ryamizard sebagai KSAD. Saya ingat sekali, saya ada di istana sama Gus Dur. Itu moncongnya sudah diarahkan ke Istana. Itu yang namanya makar unsurnya masuk, menggunakan kekuatan bersenjata," sambungnya.

Karena itu, Rachmawati heran terhadap sikap yang dilakukan pemerintah dengan menyeret para pendukung Prabowo – Sandiaga, termasuk Kivlan Zein, ke jalur hukum karena disebut makar.

Menurutnya para pendukung Prabowo - Sandiaga melakukan hal lazim untuk mengungkapkan kritik kepada pemerintah.

"Makanya saya heran kalau teman-teman dituduh makar, gampang banget. Sementara di depan mata, Megawati melakukan makar terhadap Gus Dur.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI