Suara.com - Mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto telah merampungkan pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi untuk Direktur Utama PT. PLN nonaktif Sofyan Basir yang menjadi tersanggka kasus suap proyek PLTU Riau-1.
Kepada wartawan, Setnov mengklaim tak pernah membicarakan proyek PLTU Riau-1 atau meminta kepada Sofyan Basir. Namun, dirinya hanya memastikan kepada Sofyan terkait pembangunan Pembangkit Tenaga Gas (PTG) yang dianggap tak berjalan.
"Saya meluruskan bahwa tidak pernah saya untuk PLTU Riau, yang saya menanyakan adalah mengenai PTG (jadi perusaahaan listrik tenaga gas) saya menanyakan karena sudah lama nggak berjalan. Jadi saya tanya itu," kata Setnov seusai menjalani di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2019).
Setnov menyebut pertemuan dengan Sofyan pun hanya meminta penjelasan Sofyan terkait program pemerintah 35 ribu Mega Waat yang tengah dikerjakan oleh PLN.
Baca Juga: KPK Akan Hadapi Praperadilan Sofyan Basir Tersangka Suap PLTU Riau-1
"Dia (Sofyan) cuman cerita menejelaskan program-program 35 ribu MW yang sudah berhasil 27 ribu MW terus perkembangan mengenai PLTG yaitu gas yang sudah lama nggak jalan," tutup Setnov
Untuk diketahui, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang sebelumnya mengakui sudah mengintai Sofyan Basir sejak tahun 2015. Sebab, KPK meyakini Sofyan Basir telah terbukti membantu memuluskan proyek PLTU Riau-1 untuk dimenangkan oleh pengusaha Johannes B Kotjo.
"Dia bersama-sama membantu Eni Saragih selaku anggota DPR dan kawan-kawannya untuk menerima hadiah dari Johannes terkait kesepakatan kontrak proyek PLTU Riau-1," kata Saut.
Dalam kasus ini, Sofyan Basir dijerat Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 56 ayat (2) KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Baca Juga: Jadi Tersangka Suap, Sofyan Basir Resmi Ajukan Praperadilan