Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menganggap tuduhan bahwa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia karena diracun merupakan pernyataan yang sesat.
Dia pun memastikan adanya kabar petugas KPPS di Bandung karena diracun adalah berita hoaks.
"Bahwa tidak ada kematian yang seperti diberitakan (tewas diracun), ada kematian yang tidak wajar dicurigai ada racun, tetek bengek ini sebuah pernyataan yang sesat. Jadi tidak ada yang seperti itu," ujar Moeldoko di kantor Staf Kepresidenan, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Mantan Panglima TNI itu mengatakan KPPS yang meninggal saat bertugas di Pemilu 2019 bisa dibuktikan secara penyakitnya, umur dan hal-hal ilmiah. Ia pun meminta masyarakat untuk memahami situasi dengan jernih, agar tidak menjadi polemik.
Baca Juga: Pendukung Prabowo Keracunan, BPN: Ingat Kata Moeldoko Soal Perang Total
"Kematian bisa dibuktikan secara penyakitnya, berikutnya secara usianya dan hal hal alamiah, jadi ini tolong supaya masyarakat memahami situasi dengan baik, dengan benar, agar tidak menjadi kisruh begitu," ucapnya.
Lebih lanjut, ia meminta kepada semua pihak untuk tidak membawa kematian ratusan petugas KPPS ke ranah politik untuk kepentingan tertentu.
Moeldoko juga meminta semua masyarakat menghormati keluarga korban. Menurutnya, hal tersebut dapat mengganggu pikiran dan psikologi keluarga korban.
"Janganlah mengganggu pikiran, psikologi dari keluarga korban. Sekali lagi tidak ada upaya dari pemerintah yang macam-macam," tandasnya.
Baca Juga: Tim Khusus Kaji Ujaran Kebencian, Moeldoko Sebut Rencana Aksi Kivlan Zein