Fadli Zon: Ratusan KPPS Meninggal Memunculkan Spekulasi Santet

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 14 Mei 2019 | 15:23 WIB
Fadli Zon: Ratusan KPPS Meninggal Memunculkan Spekulasi Santet
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon (Youtube DPR RI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengusulkan dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), terkait meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019.

Fadli melontarkan wacana itu setelah menerima kunjungan Relawan 02 untuk 574 Korban Pemilu—organisasi pendukung Capres Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, di ruang kerjanya.

"Perlu ada semacam Tim Gabungan Pencari Fakta karena ini menyangkut nyawa manusia, satu orang nyawa saja sangat serius apalagi sampai 600 orang," kata Fadli di DPR RI, Selasa (14/5/2019).

Fadli menilai kalau TGPF itu tidak dibentuk, orang akan bertanya-tanya dan terus menjadi pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Hasil Audit Medik Petugas KPPS, Menkes: 51 Persen Disebabkan Kardiovaskuler

Sebab, Fadli Zon mengklaim, secara kasuistik, ada di antara KPPS Pilpres 2019 yang muntah darah.

Menurut dia, harus ada investigasi untuk mengetahui penyebab kematian ratusan KPPS tersebut. Ia mencontohkan, investigasi itu bisa menentukan apakah para KPPS itu meninggal karena kelelahan, keracunan, atau ada hal lain.

Fadli menilai investigasi itu penting, karena banyak spekulasi penyebab meninggalnya penyelenggara pemilu tersebut.

"Spekulasi penyebab kematian sampai hal yang gaib seperti terkena santet. Ini realitas perbincangan di tengah masyarakat, tidak bisa dianggap enteng," ujarnya.

Fadli mengatakan untuk menyelesaikan hal itu, dirinya mengusulkan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) ataupun Panitia Kerja (Panja) di DPR RI.

Baca Juga: Investigasi Kematian Petugas KPPS, Menkes Bakal Lakukan Autopsi Verbal

"Saya kira pansus lebih kuat untuk menginvestigasi, ini diperlukan dan sangat penting untuk nanti hasilnya bisa mengevaluasi apa yang sesungguhnya terjadi,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI