Suara.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengaku tak paham yang dimaksud pengacara Eggi Sudjana, Pitra Romadoni saat meminta BPN untuk tidak ikut campur dalam kasus kliennya.
Andre mengklaim BPN tetap berada di pihak Eggi Sudjana yang saat ini sudah menjadi tersangka kasus makar dan ditahan di Polda Metro Jaya.
"Saya enggak tahu apa maksudnya pengacara itu, yang pasti kami tentu prihatin ya Bang Eggi ditahan, kami berharap penyidik tidak menahan bang Eggi karena selama ini beliau kooperatif," kata Andre saat dihubungi, Selasa (14/5/2019).
Selain itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra ini juga menyebut bahwa seruan people power bukan digerakkan oleh BPN melainkan kehendak rakyat.
Baca Juga: BPN Prabowo Tak Teken Formulir DC1, KPU: Tidak Pengaruhi Rekapitulasi
"Saya kira people power itu kehendak rakyat, kan Pak Prabowo dalam pidatonya ngomong begitu, intinya gini, gua klarifikasi ya, people power itu atau demonstrasi itu diperbolehkan karena itu konstitusional, karena demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi, ekspresi, pendapat boleh," jelasnya.
Sebelumnya, Pitra Romadoni menyebut kliennya adalah korban dari dinamika politik Indonesia sehingga ia meminta semua pihak yang menyerukan people power harus diproses hukum.
"Saya minta kepada tim BPN, kalau seumpamanya tidak bisa membantu tolong jangan buat kita susah, itu saja," kata Pitra di Polda Metro Jaya.
Dalam kasus makar, Eggi Sudjana telah meringkuk di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya. Penahanan itu dilakukan setelah Eggi menjalani pemeriksaan sebagai tersangka selama 13 jam dari Senin (13/5/2019) 16.30 WIB hingga Selasa (14/5/2019) 06.00 WIB.
Kasus ini berawal dari seruan poeple power yang disampaikan Eggi saat berpidato di rumah Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Sibuk Rekapitulasi Suara, KPU Tak Hadir ke Acara BPN Ungkap Kecurangan
Dari hal itu, Eggi kemudian dilaporkan seorang relawan dari Jokowi - Maruf Center (Pro Jomac), Supriyanto ke Bareskrim Polri dengan nomor laporan nomor: LP/B/0391/IV/2019/BARESKRIM tertanggal 19 April 2019 dengan tuduhan penghasutan.