Suara.com - Mahasiwa Universitas Teheran Iran bentrok hingga terpecah menjadi dua kubu, Senin (13/5/2019). Bentrokan antar-mahasiswa, yang salah satu kubunya terdiri dari anggota Basij alias polisi moral dan ormas vigilante, terjadi setelah sejumlah mahasiswa melakukan unjuk rasa terkait aturan wajib hijab.
Protes para mahasiswa itu dipicu kampanye "Hijab dan Kesucian" yang digalakkan oleh sejumlah ormas vigilante di bulan Ramadan. Mereka menuntut hak perempuan tentang kebebasan untuk memilih, termasuk memilih pakaian yang mau dikenakan.
Radio Farda mengabarkan, Senin (13/5/2019), tampak dalam beragam video yang berseliweran di media sosial, para ulama, ormas vigilante, dan anggota Basij meneriakkan takbir sambil menggertak para mahasiswa untuk pergi meninggalkan universitas jika tak taat hukum.
Mereka diketahui mempermasalahkan tak adanya undang-undang di Iran tentang hijab dan "aturan berpakaian Islami" yang tegas.
Baca Juga: Bukan Muslim, Intip Pesona 5 Seleb Cantik Ini dalam Balutan Hijab
Setelah membubarkan para mahasiswa yang melawan, anggota Basij dan ormas vigilante menyerbu auditorium serta menyerang mereka.
Di auditorium, para mahasiswa yang melawan aturan wajib hijab juga meneriakkan protes menentang pengangguran dan pelecehan wanita.
Sementara itu, Wakil Rektor Universitas Teheran Majid Sarsangi mengatakan pada Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA) milik negara, "Tidak ada perubahan dalam kode pakaian universitas."
Dia juga membantah klaim dari mahasiswa tentang kehadiran "Patroli Kode Pakaian" di universitas dan mengklarifikasi, "Pasukan disipliner memperingatkan mahasiswa untuk menghormati aturan tentang Ramadan."
Baca Juga: Ngaku Nyaman Kenakan Hijab, Denira Wiraguna Siap Hijrah?