Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sebagai sumber dari segala kekacauan yang ada di Indonesia saat ini. Bahkan, Rachmawati telah mencatat 12 dosa yang dilakukan Megawati mulai menjadi Wakil Presiden ke-4 RI.
Rachmawati menjelaskan awal mula kekacauan yang dibuat Megawati, yakni ketika menandatangani amandemen. Saat menjabat sebagai presiden ke-5 RI, Megawati menandatangani amandemen ketiga dan keempat UUD 1945 yang dinilainya sebagai bentuk keinginan Megawati menjalankan pemerintahan secara liberal kapitalistik.
Selain itu, Rachmawati juga menyinggung soal penjualan perusahaan BUMN yakni PT. Indosat pada 2002 silan.
"Betul emang dia (sumber kekacauan). Dari sejak awal 12 dosa yang saya coba rangkum. Terutama wkt dia menandatangani amandemen konstitusional kita, jualan BUMN, banyak lagi itu. Tapi nggak diapa-apain," kata Rachmawati di kediamannya Jalan Jati Padang Raya, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2019).
Baca Juga: Yakin Izin Ormas Diperpanjang, Ketua FPI: Emang Kita PKI?
Tak hanya itu, Rachmawati juga menyebut Megawati menjadi pelaku makar saat masih menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Rachmawati menceritakan saat itu, Gus Dur menunjuk Jenderal Polisi (Purn) Chairuddin Ismail sebagai Kapolri. Namun, Megawati disebutnya malah melakukan pemberontakan kepada atasan atau insubordinasi karena ingin Jenderal Polisi (Purn) Suroyo Bimantoro yang dipilih sebagai Kapolri.
"Bicara secara objektif yang disebut makar itu adalah Megawati Soekarnoputri, ketika Gus Dur memerintah," ujarnya.
"Dia pecah belah lagi TNI Polri moncongnya yang namanya Jenderal Ryamizard sebagai KSAD saya inget sekali saya ada di Istana sama Gus Dur itu moncongnya sudah diarahkan ke Istana itu yang namanya makar unsurnya masuk," tandasnya.
Baca Juga: Sebut Rizieq Pengacau Negara, FPI ke Boni Hargens: Penjajah Memang Begitu