Suara.com - Pengungsi korban kebakaran di Kampung Bandan, Jakarta Utara mengaku tak kuat menjalani ibadah puasa setelah rumahnya hangus dilalap api pada Sabtu (11/5/2019). Mereka masih bergantung pada bantuan makanan dari pemerintah dan donatur.
Salah satu warga, Alan (37) mengaku tak kuat berpuasa. Yang terpikirkan dirinya sekarang hanya bagaimana bisa bangkit dan membangun kembali rumahnya.
"Boro-boro mikirin puasa kalau sudah kayak gini, rumah abis, enggak ada sisa, makan-minum juga nunggu orang ngasih dulu, masak enggak bisa," kata pekerja serabutan itu kepada Suara.com, Senin (13/5/2019).
Pria Betawi yang sudah puluhan tahun tinggal di RT 12, Kampung Bandan, Kelurahan Ancol itu juga tak bisa merencanakan perayaan Hari Raya Idul Fitri, dia hanya berpasrah bisa segera pulih dari musibah kebakaran.
Baca Juga: Besok Diperiksa Kasus Makar, Lieus: Pemerintah Jangan Sewenang-wenang
"Lebaran juga enggak tahu, anak istri saya balikin dulu ke rumah mertua di Gajah Mada, saya jagain di sini," ucapnya.
Senasib dengan Alan, Jumiati (50) warga RT 11 juga mengaku tak bisa lagi menjalankan ibadah puasa dengan kondisi seperti ini.
"Rasanya pengen puasa tapi kondisi kayak gini, tiap hari panas, enggak ada tempat tidur, harta benda abis, enggak kepikiran lagi buat puasa," kata ibu dua anak tersebut.
Untuk diketahui, Alan dan Jumiati menjadi salah dua dari 400 kepala keluarga yang menjadi korban kebakaran di RT 11, 12, dan 13 RW 05 Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (11/5/2019) siang. Sebanyak 450 bangunan semipermanen hangus dilahap si jago merah.
Baca Juga: Jubir Prabowo: Masa Encek-encek Glodok Mau Makar, Enggak Kerjaan Saja!