Suara.com - Organisasi massa FPI menjadi sasaran kabar hoaks di media-media sosial, ketika memasuki bulan Ramadan 1440 Hijriah atau 2019.
Klaim yang diperiksa:
Sejumlah warganet mengadukan kepada Cekfakta.com, ada akun Facebook bernama Prabowo Prabowo menyebar foto-foto seorang ibu yang terluka bakar.
Akun tersebut mengatakan, ibu dalam foto itu terluka bakar akibat disiram air panas oleh anggota ormas FPI. Gara-garanya, si ibu berdagang pada siang hari dalam bulan Ramadan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Eks Ketua KPU dan KPPS Dibunuh untuk Tutupi Fakta, Benarkah?
Berikut narasi yang lekat dengan foto-foto tersebut:
Seorang ibu-ibu pedagang disiram air panas oleh kelompok radikal FPI gara-gara berdagang siang hari di bulan ramadan.
Terlalu... pokoknya FPI harus segera dibubarkan sebelum membahayakan bagi masyararakat lainnya.
Pada hari Senin (13/5/2019), akun Facebook itu sudah tidak ada alias nonaktif. Namun, hasil bidik layar unggahan akun itu masih beredar viral.
Fakta:
Baca Juga: CEK FAKTA: Ustaz Somad Dipecat dari Dosen karena Dukung Prabowo, Benarkah?
Foto-foto yang digunakan akun itu benar adanya. Namun narasi bahwa perempuan itu terluka bakar akibat disiram air panas oleh anggota FPI adalah salah.
Potret-potret tersebut sejatinya kali pertama diunggah oleh akun Domani Sca Sky tanggal 6 Mei 2019. Perempuan itu kulitnya melepuh karena alergi obat.
Berikut narasi akun yang kali pertama mengunggah foto-foto tersebut:
Tolong bantu di-share. Ini temanku satu PT dari PT Wahana Suplaindo Karya. Dia sekarang di Singapura di tempat agensi, belum lama berangkat.
Waktu berangkat, dia sehat, anak dari Lampung Timur. Kasian dia biar bisa pulang. Kronogi alergi obat dikasih agensi itu. Yang saya dengar dulu waktu masih di penampungan, dia sekarang mengalami cedera mata,dan kulit melepuh.
Kesimpulan:
Akun Prabowo Prabowo membuat dan menyebarkan konten yang menyesatkan penggunaan informasi untuk membingkai sebuah isu atau individu.
Akun itu membagikan foto yang sudah beredar sebelumnya di Facebook. Tapi dia menambahkan narasi yang tidak ada kaitannya dengan konteks asli dari foto yang dibagikan, untuk membangun premis pelintiran.