Tuduhan KPPS Meninggal Diracun Berlebihan, Wapres JK: Untungnya Apa?

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Senin, 13 Mei 2019 | 14:31 WIB
Tuduhan KPPS Meninggal Diracun Berlebihan, Wapres JK: Untungnya Apa?
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut tudingan sejumlah pihak terkait adanya unsur kesengajaan dalam kematian ratusan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Pemilu 2019 berlebihan.

Wapres JK menuturkan, tidak ada motif yang masuk akal untuk memberikan racun kepada anggota KPPS, apalagi bertujuan untuk mendapatkan suara lebih untuk pasangan calon tertentu.

"Tuduhan bahwa itu diracun, itu berlebihan saya kira. Apa keuntungannya meracun? Mau apa? Mau mendapat suara? Bagaimana mungkin? Jadi, tidak begitu saja, segala sesuatu harus kita periksa motifnya," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Senin (13/5/2019).

Terkait kubu Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga yang menginginkan adanya visum pada petugas KPPS yang meninggal, Wapres JK menyebut hal itu bisa dilakukan selama pihak keluarga korban memberikan izin.

Baca Juga: Tanggapi Megawati, KPU Pastikan Evaluasi Sistem Setelah Pemilu 2019 Selesai

"Ya, terserah keluarganya, visum kan harus ada izin keluarga," katanya.

Salah satu petugas KPPS yang meninggal dunia akibat kelelahan. (antara).
Salah satu petugas KPPS yang meninggal dunia akibat kelelahan. (antara).

Sebelumnya Capres Prabowo Subianto juga turut menyarankan dilakukan tes visum terhadap jenazah anggota KPPS tersebut.

Sedikitnya 456 petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia diduga karena kelelahan melaksanakan tugas pemungutan dan penghitungan suara pada pemilu serentak, 17 April 2019.

Verifikasi terhadap petugas KPPS yang meninggal dunia dan sakit masih dilakukan hingga 22 Mei. (Antara)

Baca Juga: Megawati Minta Pemilu 2019 Dievaluasi, Ini Kata BPN Prabowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI