“Anak-anak sekarang ada banyak soal, tapi kita tidak pandai menjawab. Kita tidak mau menjawab keingintahuan mereka. Mereka jadi bingung untuk menjadi Muslim yang baik. Anak-anak sekarang itu butuh mentor, butuh pendamping. Jadi saya memang ingin mereka banyak bertanya, apa yang tidak mereka ketahui di rumah, bisa ditanyakan. Saya akan coba jawab. Saya juga ingin anak-anak mensyukuri Ramadan yang mereka jalani,” lanjut Ifdal.
Ditemui VOA seusai mengajar Sabtu sore, Ifdal Yusuf, yang hampir menyelesaikan kuliah dalam bidang psikologi klinis, mengatakan sangat senang terlibat dalam program-program IMAAM Center dan ke depan malah ingin mengkaji lebih dalam antara ilmu psikologi yang ditekuninya dengan Islam.
“Ifdal ingin satukan Islam dan psikologi dan kemudian ingin beri services kepada jemaah dan komunitas yang membutuhkan. Apa bisa Ifdal tolong, Ifdal tolong. Tapi kalau di luar, out of my scope, saya akan terus terang bilang tidak bisa. Saya khan masih belajar juga. Alhamdulillah apa yang dikasih Allah SWT, saya share kembali,” ujarnya.
Program Ramadan untuk anak-anak ini dilangsungkan setiap hari Sabtu oleh IMAAM Center, satu organisasi keagamaan nirlaba yang didirikan pada tahun 1995 di negara bagian Maryland. Program diawali dengan mengajak anak-anak membaca dan menghafal surat-surat pendek dalam Al Quran, berdasarkan kelompok usia.
Baca Juga: Masuk Islam, Narapidana Ini Pilih Masuk Pesantren Setelah Bebas
Selepas itu anak-anak diajak berdiskusi tentang beragam hal terkait tauhid, fikih dan akhlak. Selain Ifdal Yusuf, ada pula Dedeh Agustina dan Siti Chafsah dari Iqra Learning Center, serta sejumlah guru madrasah ikut membantu.
Program anak-anak yang berakhir sesaat sebelum buka puasa ini diakhiri dengan berbuka puasa dan sholat Maghrib bersama. Mereka juga dapat melanjutkan kegiatan dengan makan malam bersama dan sholat tarawih yang berlangsung hingga jauh malam.
Sementara itu ratusan warga Indonesia ikut memadati acara buka puasa, salat Maghrib dan makan malam bersama Sabtu lalu. IMAAM Center yang berkapasitas 500 orang itu membludak hingga salat Maghrib dilakukan lebih dari satu kali saja. Hujan deras dan udara yang tidak bersahabat tidak menyurutkan komunitas Indonesia untuk bersilaturahmi dan berbuka puasa hari keenam. Acara berbuka puasa bersama ini dilangsungkan setiap hari. (VOA)