"Ma, adek nggak punya apa-apa. Cuma punya celengan," tutur Khanza usai mendengar pertanyaan sang ibu.
"Boleh, kalau adek mau kasih celengannya. Tapi nanti kalau adek kasih tidak ada lagi uang di celeng adek," kisah ibunya dengan maksud memberi pengertian terlebih dahulu.
"Tidak apa-apa, ma. Berikan saja celengan adek. Mereka (Rakyat Palestina) kan sudah tidak punya apa-apa lagi, udah enggak ada ayah lagi," kata Khanza ditirukan ibunya.
Fitriyanti menuturkan, Khanza memang dikenal sebagai anak suka berbagi. Ia sering berbagi dengan teman-temannya. Ketika malam hari menjelang tidur, anaknya sering diceritakan mengenai orang-orang yang akan masuk surga dan neraka.
Baca Juga: Indonesia Serukan Penghentian Pemukiman Ilegal Israel di Palestina
"Sehingga ketika mendapat kabar tentang kondisi Palestina, hatinya tergerak untuk membantu agar menjadi amal kebaikan," ujarnya.
Beberapa saat setelah Syekh Ibrahim menyampaikan tausiahnya, Khanza pun diperkenankan bertemu langsung dengan syekh untuk memberikan celengannya, dan berfoto bersama.
Kehadiran Syekh Ibrahim ke Masjid Jamik Lamno merupakan bagian dari serangkaian penggalangan dana kemanusiaan selama Ramadhan yang dilaksanakan oleh ACT, dan dibantu MRI setempat.
"Ya, mungkin uang dalam celengan Khanza tidak seberapa. Namanya juga anak-anak. Tapi mudah-mudahan penderitaan rakyat Palestina dapat berakhir," ungkap Fitriyanti.
Syekh Ibrahim dalam tausiahnya berharap dari Aceh, suatu saat nanti lahir pejuang yang bisa menyelamatkan Palestina. "Di Palestina terdapat Masjidil Aqsa yang merupakan kiblat pertama kaum muslim. Masjidil Aqsha adalah milik umat Islam," terangnya.
Baca Juga: DPR Kutuk Serangan Brutal Israel di Palestina
Ia turut merasa terharu melihat antusiasme masyarakat di Aceh yang mendukung agar Palestina terbebas dari kekejian zionis Israel.