Suara.com - Direktur Lembaga Pemilih (LPI) Boni Hargens mengamati adanya pola terstruktur yang berjalan di balik pelaksanaan Pemilu 2019. Pola itu disusun oleh para penunggang gelap yang memiliki "bisnis" politik.
Boni memaparkan bahwa ada dua golongan yang memanfaatkan jalannya Pemilu 2019 dengan menunggangi salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Menurutnya, golongan yang pertama ialah pebisnis politik. Bisnis politik yang dimaksud Boni ialah mencari uang dengan merangsang masyarakat melalui narasi kalau adanya kecurangan sehingga melakukan pengerahan massa.
"Pebisnis kerusuhan ini orang-orang yang biasa mengatur kerusuhan. Ahlinya bikin kacau. Dari dulu itu zaman Soeharto. Orang-orang yang terlatih untuk bikin perang konflik antarmasyarakat. Mereka dapat untung dari situ," kata Boni dalam diskusi bertajuk "Gejolak Pemilu 2019" di Resto Ammarin, Plaza Sentral, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5/2019).
Baca Juga: Geram, Relawan Joman Perkarakan Video Pendemo Teriak Penggal Kepala Jokowi
Kemudian golongan yang kedua ialah teroris. Teroris juga memanfaatkan hasil dari bisnis para penunggang gelap tersebut yang berhasil memantik keamarahan massa dengan narasinya. Teroris mengincar perpecahan antar bangsa seusai Pemilu 2019 berlangsung.
"Hati-hati sudah ada teroris di luar sana memanfaatkan dikotomi 01, 02 untuk meledakkan bom di mana-mana untuk melakukan perlawanan terhadap negara dan ini akan menghancurkan kita semua," tandasnya.