Suara.com - Massa dari gabungan berbagai Ormas Islam yang melakukan aksi depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah membubarkan diri pukul 15.45 WIB. Tak lama, sekitar pukul 16.00 WIB datang massa aksi ke depan Bawaslu.
Massa kali ini memiliki pandangan yang berbeda dengan massa sebelumnya. Mereka justru mendukung penuh dan mengapresiasi kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu. Mereka mengaku bernama Aliansi Santri Bersatu.
Pantauan suara.com, massa tersebut datang berjalan kaki dari arah bundaran HI setelah turun dari bus metro mini. Salah seorang orator, Rahmat berorasi depan Bawaslu dan meminta kepada pihak manapun agar terima dengan hasil perhitungan KPU.
"Kita dukung KPU dan Bawaslu. Terimalah hasil pemilu 2019, terimalah dengan legowo," ujar Rahmat di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Baca Juga: Demo Bawaslu, Ketua Reuni 212 Ajak Massa Masuk Penjara Biar Makanan Habis
Aliansi Santri Bersatu tersebut bahkan sempat bertemu dengan sisa massa dari gabungan Ormas Islam sebelumnya. Mereka saling menyoraki satu sama lain.
Kedua massa tersebut lantas dilerai oleh pihak Kepolisian. Rahmat sempat meminta agar kedua pihak tidak ada yang terprovokasi.
"Stop provokasi, bersabarlah menunggu keputusan KPU. Pemilu sudah selesai, saatnya beribadah di Bulan Suci Ramadan," pungkas Rahmat.
Sebelumnya berbagai Ormas Islam gabungan menggelar aksi hari ini, Jumat, (10/5/2019). Aksi ini juga rencananya Politisi PAN, Eggi Sudjana dan Mayjen TNI, Kivlan Zen. Massa aksi tersebut menamakan diri Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan.
Namun belum terlihat kehadiran dari Eggi dan Kivlan Zen. Beberapa tokoh yang sudah hadir diantaranya Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPB), Neno Warisman, Ketua Advokasi BPN, Sufmi Dasco, Menantu Rizieq Shihab, Hanif Alatas, Ustaz Sambo, dan Ustaz Bernard Abdul Aljabbar.
Baca Juga: Didemo Ormas Gabungan, Polisi Tutup Jalan di Depan Bawaslu
Massa tersebut sebelumnya juga sudah melakukan aksi yang sama kemarin, Kamis (9/5/2019). Tujuan aksi ini adalah meminta agar kecurangan selama Pemilu diungkap.