Ilmuwan Indonesia Dipercaya Bangun Industri Halal di Saudi Arabia

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 10 Mei 2019 | 06:19 WIB
Ilmuwan Indonesia Dipercaya Bangun Industri Halal di Saudi Arabia
Ilustrasi Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Irwandi memang tidak asing lagi dengan negara Saudi Arabia. Berkali-kali saintis berdarah Minang ini diundang ke negara itu.

Irwandi bahkan pernah mendapatkan dua dana penelitian berjumlah jutaan Riyal (milyaran Rupiah), terkait gelatin halal serta kajian kehalalan makanan anak-anak di Saudi.

Hasil penelitiannya yang sangat impresif dan bermanfaat, membuat Pemerintah Saudi berulangkali mengundangnya hadir di berbagai seminar dan konferensi di Saudi Arabia.

Kiprah ayah empat orang anak ini dilihat sebagai salah satu pionir dalam bidang halal science, yaitu cabang ilmu baru yang melihat halal dan haram dari kacamata Sains, bukan dari perspektif ilmu agama semata.

Baca Juga: Saudi Arabia Senang Warganya Kasih Maaf ke TKI Terpidana Mati

Irwandi kini sering diudang berbicara di berbagai forum internasional, seperti di Singapura, Korea, Jepang, Inggris, Jerman hingga AS.

Ilmuwan yang sudah melakukan 35 proyek riset bidang halal selama 20 tahun ini telah memublikasikan karyanya di lebih 200 publikasi jurnal internasional dan memiliki lima paten.

Irwandi juga sudah meraih 50 penghargaan ilmiah internasional, termasuk Asia Pacific Young Scientist Award 2010 by SCOPUS, Habibie Award bidang Kedokteran dan Bioteknologi 2013, disamping King Faisal Prize itu sendiri.

Sebuah Majalah terkemuka Tanah Air juga menobatkannya menjadi Tokoh Ikon Teknologi 2018.

Tahun lalu, berita Irwandi menerima King Faisal International Prize menjadi berita utama di kebanyakan media dalam dan luar negeri, karena namanya disejajarkan dengan nama-nama besar tokoh penerima sebelumnya, seperti Perdana Menteri Tun Mahathir (Malaysia) atau Presiden Erdogan (Turki). Irwandi yang sering dijuluki “Profesor Halal” merupakan orang Indonesia kedua yang menerima King Faisal Prize, setelah mantan Perdana Menteri Dr Mohammad Natsir, 40 tahun lalu.

Baca Juga: Indonesia-Saudi Arabia Sepakati Sistem Kerja Baru bagi WNI

King Faisal Prize sering dianggap sebagai Nobel Prize-nya Dunia Islam. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI