Warga Jakarta Diminta Waspada Pergerakan Tanah Selama Ramadan

Kamis, 09 Mei 2019 | 15:07 WIB
Warga Jakarta Diminta Waspada Pergerakan Tanah Selama Ramadan
Pekerja dengan menggunakan alat berat mengevakuasi rumah yang rusak akibat longsor di Perumahan Pesona Kalisari IX, Pasar Rebo, Jakarta, Selasa (27/11). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau warga mewaspadai potensi pergerakan tanah di sejumlah lokasi pada Mei 2019. Laman resmi BPBD DKI Jakarta menginformasikan peringatan dini bagi warga DKI agar mewaspasdai bencana pergerakan tanah.

Petugas BPBD DKI juga meminta para camat dan lurah mengantisipasi potensi pergerakan tanah saat curah hujan meningkat atau berintensitas tinggi.

Dijelaskan laman BPBD DKI, gerakan tanah merupakan suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia.

Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali.

Baca Juga: Alamiah, Lubang Raksasa di Sukabumi Muncul karena Longsor dan Hujan Deras

Tanah longsor sebagai bentuk erosi pengangkutan atau gerakan massa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar.

Ditinjau dari segi gerakannya, maka selain erosi longsor masih ada beberapa erosi akibat gerakan massa tanah, yaitu rayapan (creep), runtuhan batuan (rock fall), dan aliran lumpur (mud flow).

Karena massa yang bergerak dalam longsor merupakan massa yang besar maka sering kejadian longsor akan membawa korban, berupa kerusakan lingkungan, yaitu lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur, serta hilangnya nyawa manusia.

Proses terjadinya gerakan tanah melibatkan interaksi yang kompleks antara aspek geologi, geomorfologi, hidrologi, curah hujan, dan tata guna lahan.

Beberapa wilayah yang berpotensi terjadi pergerakan lahan tingkat menengah yakni Jakarta Selatan meliputi Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan, sedangkan wilayah Jakarta Timur mencakup Kramat Jati dan Pasar Rebo. (Antara)

Baca Juga: Puncak Diguyur Hujan Lebat, Satu Remaja Tertimbun Longsor 4 Meter

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI