Pemilik Situs Kencan 'Sugar Daddy' Dihukum, Dianggap Promosikan Prostitusi

Kamis, 09 Mei 2019 | 13:31 WIB
Pemilik Situs Kencan 'Sugar Daddy' Dihukum, Dianggap Promosikan Prostitusi
Ilustrasi kencan (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pebisnis bernama Sigurd Vedal sekaligus perusahaannya didenda lebih dari Euro 250 ribu atau setara Rp 4 miliar di Belgia, karena dianggap mempromosikan prostitusi, Rabu (8/5/2019).

Perusahaan yang dimaksud adalah RichMeetBeautiful.com, laman kencan 'Sugar Daddy', yang ditujukan untuk mempertemukan pria kaya dengan wanita-wanita muda.

Dikutip Suara.com dari AFP, pengadilan Brussels menjatuhkan enam bulan hukuman penjara pada Sigurd Vedal.

Investor Norwegia yang mengakui sebagai pakar hubungan itu juga didenda Euro 24 ribu atau setara Rp 385,6 juta, sedangkan perusahaannya Euro 240 ribu (Rp 3,9 miliar).

Baca Juga: Curhatan Dosa Warganet Jadi Viral, Ada yang Ngaku Simpanan Sugar Daddy

Pada 2017, ketika para siswa kembali ke Free University of Brussels setelah liburan musim panas, mereka disambut oleh sebuah truk berstiker iklan telepon seluler.

Poster itu memperlihatkan dada wanita yang hampir tak tertutup bra dan slogan "Hai para siswi, perbaiki gaya hidupmu, keluarlah bersama Sugar Daddy."

Truk itu disita setelah pihak universitas mengadu ke polisi. Sigurd Vedal kemudian ditangkap dan didakwa atas tuduhan menyebarkan hasutan untuk berpesta pora dan melakukan pelacuran.

Laurent Kennes, pengacara Free University of Brussels, menyambut positif hukuman tersebut. Ia setuju dengan penutupan sementara situs kencan Sigurd Vedal.

Selama persidangannya bulan lalu, Sigurd Vedal bersikeras bahwa dirinya hanya ingin mengajak pelanggan untuk berkencan dengan cara yang tak biasa. Namun, jaksa penuntut menilai argumen pria 57 tahun itu munafik.

Baca Juga: Berkat Sugar Daddy, Ibu dan Anak Bisa Operasi Plastik Rp 1 Miliar

"Ada wanita setengah berpakaian di situs itu, tidak ada foto pasangan di sebuah restoran," katanya. "Siswa diremehkan menjadi objek seks yang harus membuka pakaian demi uang."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI