Suara.com - Polemik kenaikan harga tiket pesawat yang terjadi beberapa waktu lalu sempat memunculkan tanda pagar #PecatBudiKarya di media sosial. Meski begitu, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi SP mengaku baru mengetahui kabar tersebut.
Johan juga mengakui belum mengetahui kemungkinan Presiden Joko Widodo mendengar hal tersebut atau belum.
"Saya belum dapat informasi mengenai tagar itu. Media sosial kan dinamis. Dan saya kira tidak hanya terkait Pak Budi Karya. Apakah pak presiden mendengar dan menanyakan itu kepada pak Budi Karya, saya belum tahu tapi nanti saya akan tanyakan Pak Presiden," ujar Johan di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Warganet mendesak agar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dicopot dari jabatannya, lantaran diklaim gagal menerapkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat domestik
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Melambung, Warganet Serukan #PecatBudiKarya
Mengenai mahalnya harga tiket pesawat, Jokowi kata Johan sudah memanggil Menhub Budi Karya dan menteri terkait lainnya dalam rapat terbatas
"Soal mahalnya tiket pesawat pernah dibicarakan dan Pak Budi Karya sudah dipanggil. Tidak hanya Pak Budi Karya, tetapi menteri terkait yang dipanggil Pak Presiden dalam rapat sangat terbatas," kata dia.
"Tapi beberapa waktu lalu, ketika ramai soal tiket yang mahal itu. Kan ada kebijakan kan, kalau tidak salah menurunkan tiket. Tapi nggak tahu sekarang naik lagi. Saya mohon maaf kurang tahu detailnya, ada batas atasnya dipangkas kalau nggak salah," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak mau berkomentar terkait tagar tersebut. Saat ini, pihaknya hanya ingin fokus untuk meneruskan pekerjaannya.
"Iya, aku no comment lah itu. No comment, yang penting aku kerja," kata Budi saat ditemui di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/4/2019).
Baca Juga: Menhub Tempuh Cara Ini untuk Turunkan Harga Tiket Pesawat
Terkait tarif tiket pesawat, Budi Karya mengakui telah berusaha keras menangani kenaikan tarif tiket pesawat. Bahkan, Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini selalu memikirkan setiap malam terkait tingginya tarif tiket.