Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Dokter Ani Hasibuan: Dari Awal Sudah Lucu

Rabu, 08 Mei 2019 | 12:38 WIB
Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Dokter Ani Hasibuan: Dari Awal Sudah Lucu
Dokter Ani Hasibuan - (YouTube/Indonesia Lawyers Club)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang dokter dihadirkan di Catatan Demokrasi Kita, Selasa (7/5/2019) kemarin, untuk membahas peristiwa kematian ratusan petugas KPPS. Ani Hasibuan, nama dokter tersebut, meragukan bahwa kelelahan menjadi penyebab kematian para petugas KPPS.

Dirinya tampak tak percaya akan banyaknya korban jiwa dari Pemilu 2019.

"Saya sebagai dokter dari awal itu sudah merasa lucu. Ini bencana pembantaian atau pemilu? Kok banyak amat yang meninggal? Pemilu kan happy-happy, mau dapat pemimpin barukah atau bagaimanya? Nyatanya meninggal," kata Ani Hasibuan.

Ia kemudian menjelaskan bahwa kondisi lelah tidak menyebabkan kematian, melainkan paling parah adalah pingsan.

Baca Juga: Bantah Fahri Hamzah, KPU: 144 Petugas KPPS Meninggal Dunia di Pemilu 2014

Dia juga mengatakan, beban kerja petugas KPPS tidak menyebabkan kelelahan yang berlebihan. Menurutnya, bahkan para dokter yang sangat sibuk bekerja tidak ada yang meninggal.

"Kalau kita bicara fisiologi, kelelahan itu kan kaitannya dengan fisik. Kalau orang beraktivitas, dia pakai gula, metabolisme. Kalau habis, capek, dia hipoglekimia, dia lapar. Kalau enggak, oksigennya dipakai, dia hipoksia, dia ngantuk. Jadi orang capek itu, dia ngantuk, dia lapar. Kalau dipaksa, dia pingsan. Enggak mati dong," kata Ani Hasibuan.

"Dan saya melihat beban kerjanya. Ada di laporan saya. Saya sengaja tulis beban kerja KPPS itu apa aja sih. Ada tujuh orang satu TPS. Itu beban kerjanya saya enggak melihat ada fisik yang sangat capek. Yang saya tahu, yang paling capek tuh dokter yang lagi ambil spesialis, kerja tiga hari tiga malam, enggak ada yang mati, yang ada makin gendut," tambah Ani Hasibuan.

Kemudian dokter spesialis syaraf itu menjelaskan, kematian bisa saja terjadi jika korban sebelumnya telah mengidap penyakit, misalnya jantung.

"Kematian karena kelelahan, saya belum pernah ketemu, saya ini sudah 22 tahun jadi dokter. Belum pernah saya ketemu ada COD, cause of death, karena kelelahan. Kalau dia ada gangguan jantung di awal, okay, kemudian dia bekerja, fisiknya diforsir, kemudian sakit jantungnya terpicu, dia meninggal karena jantungnya dong, bukan karena kelelahannya," terangnya.

Baca Juga: Diskusi dengan Istri, Fahri Hamzah: Petugas KPPS Meninggal karena Politik

Ani Hasibuan juga mengaku telah mengunjungi korban tewas dengan keluhan serupa. Mulanya kondisi ketiga korban sehat-sehat saja, tetapi kemudian meninggal setelah pelaksanaan pemungutan suara pada 17 April lalu.

"Saya kemarin di Jogja sempat mendatangi tiga korban yang meninggal, kurang lebih keluhannya sama. Awalnya sehat-sehat saja, enggak kenapa-kenapa. Satu hari setelah pemilu, ada yang sakit kepala, mual-mual, muntah-muntah, dua hari kemudian meninggal, katanya kecapekan," tutur Ani Hasibuan.

"Kemudian ada lagi satu, habis malamnya menempel-nempel sesuatu, paginya pulang, terus di rumah mengatakan sakit perut, masuk kamar mandi, setelah itu masuk kamar tidur, meninggal. Enggak sempat dibawa ke Rumah sakit," lanjutnya.

Berdasarkan penjelasan Ani Hasibuan, kelelahan akibat beban kerja yang berdampak ke psikis juga tidak bisa menyebabkan kematian, tetapi kemungkinan bisa menjadi pemicu kambuhnya atau makin parahnya penyakit yang sudah diderita korban sebelumnya.

"Pemicu mungkin, kalau dia punya penyakit. Katakanlah ada orang dengan tumor otak, tumornya kalem-kalem aja kan di situ, tapi beban kerjanya besar. Yah, mikir, psikis, ya sudah, jadi ada masalah dengan neurotransmitter, kita bilangnya, sehingga tumornya bertingkah. Dia meninggal karena itu, bukan karena capeknya," kata Ani Hasibuan.

Andromeda Mercury, sang presenter, lalu memberi pertanyaan untuk meminta klarifikasi yang lebih jelas dari Ani Hasibuan. Ia bertanya, "Jadi kesimpulan dr Ani, jika kalimat seperti ini, 'kelelahan bisa mengakibatkan orang meninggal dunia', sepakat akan hal itu?"

"Tidak," tegas Ani Hasibuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI