Suara.com - Perempuan muda berinisial SK (19) hingga kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. SK merupakan pelaku pembuang bayi yang ditemukan sudah meninggal dunia di loteng rumah orangtuanya, di Jalan Beting Remaja RT 02 RW 19, Tugu, Koja, Jakarta Utara dua hari lalu.
Kondisi SK yang belum stabil membuat pihak kepolisian belum dapat meminta keterangan dari pelaku ihwal kejadian tragis yang terjadi pada Minggu (5/5/2019) pagi.
"Hingga kini pelaku masih dalam perawatan belum bisa dimintai keterangan," ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Koja AKP Andry Suharto saat dikonfirmasi, Selasa (7/5/2019).
Diketahui, SK menjalani perawatan seusai melahirkan bayi tersebut di kamar mandi rumahnya sekitar pukul 24.00 WIB. Hal tersebut disampaikan Ketua RW 19, Ricardo (44).
Baca Juga: Bercak Darah Masih Terlihat di Loteng Tempat Penemuan Mayat Bayi di Koja
Sambil menangis, SK mengakui melahirkan bayi malang itu pada Minggu (5/5/2019) sekitar pukul 24.00 WIB.
Anehnya, tak terdengar suara jeritan SK saat melahirkan maupun tangis si bayi tersebut. Kepada Ricardo, SK mengaku melahirkan bayi laki-laki itu di kamar mandi rumahnya.
"Dia mengaku melahirkan di kamar mandi sekitar jam 12 malam. Tapi anehnya orangtuanya tidak mengetahui kejadian tersebut. Setelah melahirkan, bayi tersebut dibersihkan menggunakan handuk lalu di masukkan ke kantong plastik hitam. Dia juga mengaku bayi itu keluar dari rahimnya dalam posisi sudah meninggal dunia," ujar Ricardo, Senin (6/5/2019).
Sebelumnya, Warga dihebohkan dengan sesosok mayat bayi berjenis kelamin laki-laki yang ditemukan di atas loteng rumah kontrakan di Jalan Beting Remaja, RT 2, RW 19, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/5/2019) pagi.
Mayat bayi itu kali pertama Basairi (44) dan istrinya, Sari (47) sekitar pukul 07.00 WIB. Pasangan suami istri itu awalnya melihat bungkusan plastik hitam di loteng rumah kontrakan.
Baca Juga: Ini Kronologi Penemuan Mayat Bayi di Loteng Rumah Koja
Keduanya mulai curiga karena isi bungkusan plastik hitam itu seperti daging. Merasa ada yang janggal, akhirnya, Basairi dan istrinya mengambil benda tersebut dengan menggunakan kayu untuk dilihat isinya.